MAKALAH
“PUPUK ORGANIK”
SEBAGAI PRASYARAT MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH KIMIA
DISUSUN OLEH :
NAMA : DIANI LUPITASARI
NIM/ KELAS : 4441131264 / 1B
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji dan
syukur bagi Allah SWT yang dengan ridho-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Pupuk Organik” ini dengan lancar. Sholawat serta salam saya haturkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat
dan pengikut - pengikutnya yang setia mendampingi Beliau. Saya menyadari bahwa untuk mencapai hasil yang
memuaskan tidaklah mudah, karena keterbatasan kemampuan penulis baik dari segi
ilmu maupun literatur, sehingga makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun, saya sangat harapkan untuk menuju ke arah
penyempurnaan makalah ini.
Makalah ini
dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, maka sepatutnya kami
menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada:
1.
Ibu Hj. Sri Mulyati, Ir., MM selaku dosen Mata Kuliah Kimia
2.
Kedua orang tua dan keluarga saya yang memberi motivasi, dorongan, semangat
dan do’a yang tidak henti-hentinya.
3.
Rekan - rekan seangkatan atas segala dorongan, saran dan komentar yang
diberikan selama pencarian referensi makalah ini hingga penyelesaian makalah
ini.
Bantuan dan
pengorbanan semua pihak semoga mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat dalam mengembangkan
menambah wawasan dan pengetahuan saya tentang pupuk organik. Tidak gading yang tak retak, demikian pula laporan makalah ini. Oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun tetap saya nantikan dan saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Serang, 11 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah…………………………………………...…….... 1
1.2.
Perumusan Masalah……………………………………………………….
2
1.3.
Tujuan Penulisan…………………………………………………………..
2
1.4.
Manfaat Penulisan…………………………………………………..…….
3
BAB II. ISI
2.1.
Sejarah pupuk organik…………………………………………………….
4
2.2.
Pengertian pupuk organik………………………………………………… 5
2.3.
Jenis-jenis pupuk organik………………………………………………… 10
2.4.
Pengaplikasian pupuk organik…………………………………………… 22
BAB III. KESIMPULAN
3.1.
Kesimpulan……………………………………………………………….
24
3.2.
Saran……………………………………………………………………... 24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….…… 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Pada saat ini pandangan
perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk
menanggulangi persoalan lingkungan sangat diperlukan. Persoalan besar yang
terjadi disebabkan karena pencemaran tanah yang menyebabkan persediaan
unsur hara dalam tanah semakin lama semakin menipis. Apalagi banyak unsur yang hilang
tidak dikembalikan lagi ke
tanah. Jika hal ini berlangsung
terus-menerus maka tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi ini diperburuk
dengan munculnya pertanian modern yang menerapkan sistem pertanian monokultur
dan penggunaan varietas unggul yang menyerap banyak unsur hara. Jika varietas
unggul digunakan secara terus menerus, tanah akan semakin miskin unsur hara.
Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan unsur hara secara tepat, yakni
melalui pemupukan.
Pemupukan
adalah pemberian pupuk terhadap tanaman. Sedangkan pupuk adalah material yang
ditambahkan pada media tanam
atau tanaman
untuk mencukupi kebutuhan hara
yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk
dapat berupa bahan organik
ataupun non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan
kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak unsur
hara. Terlalu sedikit atau terlalu banyak unsur hara dapat berbahaya bagi
tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun.
Salah
satu jenis pupuk yang menjadi alternatif dan mulai popular kembali setelah
cukup lama tidak pernah digunakan dalam perkembangan pertanian organik yaitu
pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk
hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri
pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik banyak
memberikan keuntungan ditinjau dari peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan
produktifitas tanaman. Atas dasar tersebut saya merasa tertarik untuk mengkaji
dan mengetahui lebih dalam mengenai pupuk organik serta segala sesuatu yang
berkaitan dengan pupuk organik.
1.1.
Rumusan Masalah
1.2.1.
Bagaimana
sejarah pupuk organik?
1.2.2.
Apa itu pupuk organik?
1.2.3.
Sebutkan dan
jelaskan jenis-jenis pupuk organik?
1.2.4.
Bagaimana cara
pengaplikasian pupuk organik?
1.2.5.
Apa manfaat pupuk
organik?
1.2.6.
Apa keunggulan pupuk
organik?
1.2.
Tujuan Makalah
1.3.1.
Pemenuh tugas
matakuliah kimia mengenai pupuk.
1.3.2.
Untuk mengetahui
asal usul (sejarah) pupuk organik.
1.3.3.
Untuk mengetahui
jenis-jenis pupuk organik secara jelas.
1.3.4.
Untuk mengetahui
cara aplikasi pupuk organik.
1.3.5.
Untuk mengetahui
manfaat dan keunggulan pupuk organik.
1.3.
Manfaat Makalah
1.4.1.
Memberikan
pemahaman kepada para pembaca tentang Pupuk Organik.
1.4.2.
Sebagai bahan
perbandingan makalah lain yang membahas tentang Pupuk Organik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Sejarah Pupuk Organik
Sejarah
penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari pada sejarah pertanian.
Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal
bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari
penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua
manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus, Cina, dan Amerika
Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut
sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang
terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para
petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya
revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih
suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh
lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan mudah
diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan,
sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian.
Tumbuhnya
kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk kimia dan sarana
pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari
pupuk konvensional ke pupuk organik. Perkembangan terakhir menunjukan bahwa
produksi pupuk organik dan permintaan pupuk organik semakin meningkat. Karena
petani semakin sadar dampak
buruk pupuk
kimia pada tanah
pertaniannya dan masyarakat pun menginginkan bahan makanan yang bersih dari
residu bahan kimia.
2.1.Pengertian Pupuk Organik
Pupuk organik adalah
pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses
pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa
tanaman, hewan dan manusia. Pupuk
organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik akan banyak
memberikan keuntungan karena bahan dasar pupuk organik berasal dari limbah
pertanian, seperti: jerami, dan sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu,
belotong, batang jagung, dan bahan hijauan lainnya. Sedangkan kotoran ternak
yang banyak dimanfaatkan adalah kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam, itik, dan
babi. Disamping itu, dengan berkembangnya permukiman, perkotaan dan industri
maka bahan dasar kompos makin beraneka. Bahan yang banyak dimanfaatkan antara
lain: tinja, limbah cair, sampah kota dan permukiman.
Pupuk organik merupakan
bahan pembenah tanah yang paling baik dibanding bahan pembenah lainnya. Nilai
pupuk yang dikandung pupuk organik pada umumnya rendah dan sangat bervariasi,
misalkan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) tetapi juga mengandung
unsur mikro esensial lainnya. Pupuk organik membantu dalam mencegah terjadinya
erosi dan mengurangi terjadinya retakan tanah. Pemberian bahan organik mampu
meningkatkan kelembapan tanah dan memperbaiki pengatusan dakhil.
Nitrogen dan unsur hara
lain yang dikandung oleh pupuk organik dilepaskan secara perlahan-lahan.
Penggunaan secara berkesinambungan akan banyak membantu dalam membangun
kesuburan tanah, terutama apabila dilaksanakan dalam waktu yang nisbi panjang.
Pupuk organik mempunyai
komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi tiap jenis unsur hara
tersebut rendah.
Kandungan bahan organik
di dalam tanah perlu dipertahankan agar jumlahnya tidak sampai dibawah 2%.
Selain penambahan pupuk organik, bahan organik didalam tanah dapat
dipertahankan melalui cara – cara sebagai berikut:
Ø Terapkan
rotasi tanaman dengan menyertakan jenis kacang – kacangan dalam pergiliran
tanaman.
Ø Sedapat
mungkin mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.
Ø Atasi
erosi yang dapat menghanyutkan bahan organik tanah.
Ø Tanaman
penutup tanah (cover crop). Cara ini lazim dilakukan di perkebunan kelapa sawit
dan karet.
Ø Minimalisasi
pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.
Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik, ialah:
kandungan unsur hara rendah dan sangat bervariasi, penyediaan hara terjadi
secara lambat, menyediakan hara dalam jumlah terbatas.
Manfaat dari pupuk organik:
v Meningkatnya
produktivitas lahan pertanian. Karena dengan meningkatnya kadar kandungan bahan
organik dan unsur hara yang ada dalam tanah, maka dengan sendirinya akan
memperbaiki sifat, kimia dan biologi tadi tanah atau lahan pertanian.
v semakin
mudahnya melakukan pengolahan lahan karena tanah semakin baik
v Harga
pupuk organik lebih murah dan sangat mudah didapat dari alam
v Pupuk
organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk
kimia
v Pupuk
organik akan memberikan kehidupan badi mikroorganisme tanah
v Kelebihan
lain dari pupuk organik yaitu mempunyai kemampuan dalam memobilisasi atau
menjembatani hara yang ada di tanah sehingga akan membentuk partikel ion yang
mudah diserap oleh tanaman
v Mempunyai
kemampuan dalam melepas hara tanah dengan sangat perlahan dan terus menerus,
seihngga akan membantu mencegah terjadinya kelebihan suplai hara yang membuat
tanaman keracuanan
v Mampu
menjaga kelembaban dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan atau tegangan
struktur tanah pada tanaman
v Mampu
membantu mencegah erosi lapisan atas tanah
v Mampu
menjaga dan merawat tingkat kesuburan tanah
v Memberi
manfaat untuk kesehatan manusia, karena banyak kandungan nutrisi dan
lebih lengkap dan lebih banyak
v Pupuk
organik mampu menyediakan unsur makro dan mikro.
v Memperbaiki
granulasi tanah berpasir hingga padat sehingga dapat meningkatkan kualitas
aerasi, memperbaiki drainase tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam
menyimpan air.
v Mengandung
asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
v Penambahan
pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
v Pada
tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatnya pH tanah.
v Penggunaan
pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.
Keunggulan pupuk organik:
1. Meningkatkan
kandungan air dan dapat menahan air untuk kondisi berpasir
2. Meningkatkan
daya tahan terhadap pengikisan
3. Meningkatkan
pertukaran udara, jumlah pori-pori dan sifat peresapan air untuk kondisi tanah
liat.
4. Menurunkan
tingkat kekerasan lapisan permukaan tanah
5. Mengandung
unsur hara makro mikro yang lengkap
6. Aman
(ramah lingkungan)
7. Efektif
dan ekonomis (murah / mudah di dapat)
8. Menghilangkan
rasidu kimia
9.
Aplikasi
yang mudah (bisa di aplikasikan sebelum atau sesudah masa tanam).
Kelemahan pupuk organik:
1.
Diperlukannya dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan
unsur hara dari suatu pertanaman.
2.
Hara yang dikandung untuk bahan yang sejenis sangat bervariasi.
3.
Bersifat ruah (bulky), baik dalam pengangkutan dan penggunaannya
dilapangan.
4.
Kemungkinan akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik
yang diberikan belum cukup matang.
Apabila pemurnian pada saat proses pembuatan pupuk
organik tidak cukup baik, maka limbah cair dan komponen padat yang berasal dari
limbah perkotaan dan bahan organik lainnya mempunyai potensi yang tinggi dalam
meracuni kesehatan manusia. Logam berat dan senyawa lain yang dikandung limbah
industri dan limbah permukiman merupakan sumber potensial senyawa beracun yang
kemungkinan terakumulasi di dalam tanah dan diserap oleh tanaman, dimakan oleh
ternak dan akhirnya oleh manusia. Pupuk organik kemungkinan juga membawa bibit
penyakit yang mempengaruhi tanaman, ternak dan manusia. Kendala ini kemungkinan
besar dapat diatasi. Untuk memecahkan masalah ini diperlukan penelitian sebagai
komponen penting dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik.
Setelah memperhatikan gatra positif dan negative dari
penggunaan bahan organik, yang terpenting sekarang bagaiman cara mengubah
orientasi petani yang telah terbiasa menggunakan pupuk kimia kembali
membiasakan mengggunakan pupuk organik. Pengertian yang harus diberikan bahwa
bahan organik mengandung lebih banyak unsur hara sesuai dengan pertumbuhan
tanaman.
2.2.
Jenis - Jenis Pupuk Organik
2.2.1.
Kompos
Kompos
adalah hasil pembusukan sisa – sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh besarnya
perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N rasio
tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai sempurna. Bahan kompos
dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibandingkan
dengan bahan ber-C/N rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N
rasio antara 12 – 15.
Bahan
kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk gergaji, memiliki
C/N rasio antara 50 – 100. Daun segar memiliki C/N rasio 10 – 12. Proses
pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga menjadi 12-15.
Tahapan
proses pembuatan kompos sebagai berikut:
-
Karbohidrat, protein,
dan lilin (bahan dengan C/N rasio tinggi) diurai menjadi senyawa sederhana
seperti NH3, CO2, H2, dan H2O. pada
tahap ini, mikro organisme pengurai menyerap unsur hara dari lingkungan
sekitarnya untuk pertumbuhannya.
-
Setelah perombakan
selesai, mikroorganisme pengurai akan mati. Konsekuensinya, unsur hara penyusun
tubuh mikro organisme akan dilepaskan. Pada tahap ini C/N rasio menjadi lebih
rendah karena banyak karbon yang berubah menjadi CO2 dan menguap ke
udara. Namun, bertolak belakang dengan karbon, kandungan nitrogennya justru berlimpah.
-
Jika C/N rasio telah
mencapai angka 12 – 20 berarti unsur hara yang terikat pada humus telah
dilepaskan melalui proses mineralisasi sehingga dapat digunakan oleh tanaman.
Pernyataan
proses di atas dapat menjawab pertanyaan mengapa tanaman justru tampak seperti
kekurangan unsur hara setelah diberikan kompos yang belum terurai sempurna.
Sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan
mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu disarankan
untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum terurai sempurna
terpaksa digunakan.
Kandungan
unsur hara kompos sebagai berikut:
·
Nitrogen 0,1 – 0,6%
·
Fosfor 0,1 – 0,4%
·
Kalium 0,8 – 1,5%
·
Kalsium 0,8 – 1,5%
Ciri
fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur,
dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Kompos ibarat multivitamin
untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang
perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini
membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa
yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga
diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman
yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan,
lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos
memiliki banyak manfaat bagi tanaman yaitu: meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki
struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan
aktivitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen ( rasa, nilai gizi
dan jumlah panen), menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan/seranggan
penyakit pada tanaman, meningkatkan retensi/ketersedian hara didalam tanah.
Adapula
manfaat kompos dalam bidang ekonomi, yaitu: menghemat biaya untuk transportasi
dan penimbunan limbah, mengurangi ukuran/volume limbah, memiliki nilai jual yang
lebih tinggi dari pada bahan asalnya. Sedangkan manfaat dalam aspek lingkungan
sebagai berikut: mengurangi usaha polusi udara karena pembakaran limbah,
mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.
2.2.2.
Pupuk Kandang
Pupuk
kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk
kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara
penampungan pupuk kandang. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan
kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini disebabkan tanah lebih banyak menahan
air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh buluh akar.
Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk
lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan
lain-lain. Pupuk kandang banyak mengandung mikroorganisme yang dapat membanru
pembetukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna
bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat
diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat
digantikan oleh pupuk lain.
Tabel
11 menunjukan pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki kandungan unsur hara
yang lebih besar dari pada jenis ternak yang lain. Penyebabnya adalah kotoran
padar pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur
hara pada urine selalu lebih tinggi dari pada kotoran padat.
Tabel
11. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kandang
Jenis ternak
|
N (%)
|
P2O5 (%)
|
K2O (%)
|
Ayam
|
1,7
|
1,9
|
1,5
|
Sapi
|
0,3
|
0,2
|
0,3
|
Kuda
|
0,4
|
0,2
|
0,3
|
Domba
|
0,6
|
0,3
|
0,2
|
Sumber:
Hardjowigeno, 1995
Sebelum
digunakan pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian,
kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio. Pupuk kandang yang
banyak mengandung jerami memiliki C/N rasio yang tinggi sehingga mikroorganisme
memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proses penguraiannya.
Contoh pupuk kandang yang banyak mengandung jerami, antaralain: pupuk kandang
dari sapi, kerbau, atau babi.
Dalam
dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah
pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk
panas, misalnya pupuk kandang dari kuda, kambing, domba, ayam. Sedangkan pupuk
dingin terjadi sebaliknya, C/N rasio yang tinggi menyebabkan pupuk kandang
terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas, misalnya pada sapi, kerbau, dan
babi.
Ciri
– ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri
fisiknya yakni berwarna kehitaman, cukup kering, tidak mengandung dan tidak berbau
menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah
tidak terlihat) dan temperaturnya relative stabil.
Efek
kelebihan pupuk kandang akan menimbulkan pencemaran nitrat (NO3-)
dan ammonia (NH3+) sehingga menyebabkan eutrofikasi
(eutropication). Di samping itu sering pula tidak tersedia bagi tanaman, karena
diserap oleh mikroorganisme untuk kebutuhan hidupnya.
Keuntungan
pemakaian pupuk kandang antara lain:
1. Dapat
memperbaiki kesuburan fisika tanah melalui perubahan struktur dan permeabilitas
tanah.
2. Dapat
memperbaiki kesuburan kimia tanah karena mengandung unsur N, P, K, Ca, Mg, dan
Cl.
3. Dapat
meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah yang berarti meningkatkan kesuburan
biologis.
4. Dalam
pelapukannya sering mengeluarkan hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman,
seperti: auxin, gibberellin dan
cytokinin.
2.2.3.
Mikroba Penyubur Tanah
Kemajuan
ilmu mikrobiologi tanah telah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang
bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini
kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan dan memberi dampak
positif bagi kesuburan tanah. Mikroba tanah yang ada di pasaran diantaranya
bakteri dan jamur decomposer yang berfungsi mempercepat pelapukan bahan organik, bakteri pelarut
fosfat, dan bakteri pengikat nitrogen dari udara.
Mikroba
membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang biak sehingga hasil aplikasi
mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman. Jumlah mikroba
yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang karena faktor cuaca. Aplikasi
mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali. Alat
semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang biasa dipakai untuk menyemprot
pestisida.
2.2.4.
Pupuk
Hijau
Tujuan
pemupukan hijau:
·
Mempertinggi kandungan
bahan organik dalam tanah, sebagai pengganti yang telah habis diserap oleh
tanaman, selama periode pengolahan tanah.
·
Mengurangi leaching
selama periode kosong antara dua objek agronomi yang dikelola.
·
Menambah nitrogen
apabila yang dijadikan pupuk hijau.
·
Mengurangi erosi
vertical.
·
Mengurangi penyakit
akar pada kapas terhadap phymatotrichum.
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu: tanaman
hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam
yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun
penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempat,
air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari.
2.2.5.
Pupuk Seresah
Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau
komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misal jerami kering, bonggol
jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering
disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu
ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini
diantaranya:
a.
Dapat menjaga kelembaban tanah,
mengurangi penguapan, penghematan pengairan
b.
Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup
mulsa tidak mudah larut dan terbawa air
c.
Menghambat adanya pencucian unsur hara
oleh air dan aliran permukaan
d.
Menjaga tekstur tanah tetap remah
e.
Menghindari kontaminasi penyakit akibat
percikan air hujan
f.
Memperlancar kegiatan jasad renik tanah
sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus.
2.2.6. Pupuk Cair
Pupuk
organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti: pupuk anorganik. Pupuk
cair sepertinya lebih mudah di
manfaatkan
oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam
jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku
pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah
beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat
digunakan sebagai pupuk cair.
2.2.7. Guano (Kotoran Kelelawar)
Jenis
pupuk ini mengandung unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk
organik lainnya. Hal ini disebabkan kotoran kelelawar mengandung biji – bijian.
Namun, harga pupuk ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan pupuk organik
lainnya. Untuk menekan biaya, aplikasi pupuk guano umumnya dicampur dengan
pupuk kandang atau pupuk kompos. Perbandingan kandungan unsur hara yang
terdapat pada kotoran kelelawar dengan kotoran unggas bisa dilihat di tabel
berikut:
Tabel
3. Perbandingan kandungan unsur hara kotoran kelelawar dengan kotoran unggas
Jenis hewan
|
N (%)
|
P (%)
|
K (%)
|
Ca (%)
|
Mg (%)
|
S (%)
|
Kelelawar
|
8-13
|
5-12
|
1,5–2,5
|
7,5–1,1
|
0,5–1,0
|
2,0–3,5
|
Ayam
|
1,63
|
1,54
|
0,85
|
-
|
-
|
-
|
Merpati
|
1,76
|
1,78
|
1,00
|
-
|
-
|
-
|
Itik
|
1,00
|
1,54
|
0,62
|
-
|
-
|
-
|
Angsa
|
0,55
|
1,40
|
1,40
|
-
|
-
|
-
|
2.2.8. Humus
Humus
adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan
daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi)
yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah.
Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan,
limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agroindustri, kulit kayu,
serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga,
dan limbah-limbah padat perkotaan.
Humus
merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan
menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan
kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan
kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik
larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan menaikkan
fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan
utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas
kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.
2.2.9.
Pupuk Hayati
Istilah pupuk hayati digunakan
sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat
berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi
tanaman.
Pemakaian istilah ini relatif baru
dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis pupuk hayati komersial
pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah lebih
dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dapat didefinisikan sebagai inokulan
berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau
memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman.
Memfasilitasi tersedianya hara ini
dapat berlangsung melalui peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh
cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun
perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini
berlangsung melalui hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung
dengan kelompok tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan
nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok
mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh kelompok
organisme perombak.
Pupuk hayati pemasok nitrogen karena
atmosfer mengandung nitrogen dalam jumlah yang cukup banyak (78%) dan mampu
disematkan oleh bebrapa jenis bakteri yang hidup bebas (non-simbiosis) di dalam
tanah atau bersimbiosis dengan tanaman, terutama tanaman jenis legume. Pada
saat ini yang banyak digunakan untuk pupuk hayati adalah Rhizobium, Azospirillium, Azotobakter, dan Phosphobacteria.
Beberapa jenis bakter yang mampu menyemat nitrogen udara dan banyak digunakan
sebagai pupuk hayati dapat dilihat dalam Tabel 5.1
Tabel 5.1 Beberapa jenis pupuk hayati yang mampu
mengikat nitrogen
Pupuk hayati
|
Fungsi/ kontribusi
|
Kendala
|
Pemanfaatan untuk tanaman
|
Rhizobium (simbiosis)
|
Menyemat 50 – 100kg N/ha, produksi padi meningkat
10% - 35%
|
Penyematan hanya terjadi pada tanaman legume.
Pengaruh tidak tampak nyata pada tanaman
tradisional.
|
|
Daun mengandung nitrogen
|
Memerlukan P dan Mo optimum
|
||
Azotobakter (non-simbiosis) dan
Azosprilium (Asosiasi)
|
Penyematan 20–25kg N/ha
Meningkatkan hasil 10%-15%.
Menghasilkan senyawa-senyawa yang mendorong
pertumbuhan.
|
Memerlukan bahan organik yang tinggi
|
Gandum, jagung, kapas, sorgum, tebu, padi, dan
beberapa jenis tanaman lainnya.
|
Ganggang biru atau
sianobakteri (fotosintetik)
|
Menyemat 20-30kg
N/ha
Menaikan hasil
10%-15%
Menghasilkan
senyawa yg mendorong pertumbuhan
|
Hanya efektif
ditanah yg tergenang
Memerlukan sinar
matahari.
|
Tanah sawah
|
2.3.
Cara Aplikasi Pupuk Organik:
Tanah
berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang
mudah retak pada saat musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam
jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocock tanam. Setelah diberi pupuk
organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut
digunakan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk organik menjadi
lebih efisien.
Kebutuhan
dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan proses
penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang dipadatkan
dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk tersebut lebih
mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil. Dosis pupuk
organik yang besar memang tidak akan merusak tanaman. Namun, keseimbangan
antara peningkatan hasil dan biaya yang dikeluarkan harus dipertimbangkan.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai
berikut:
1. Penebaran
pupuk organik
sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan
tanah agar pupuk organik
dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.
2. Pemberian
pupuk organik
dengan dosis kecil tetapi sering, lebih baik dari pada dosis banyak yang
diberikan sekaligus.
3. Pada
jagung, cabai, tomat, dan beberapa sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan
pada lubang tanaman satu minggu sebelum bibit ditanam.
4. Pada
media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1
: 1.
5. Jika
harus menggunakan pupuk organik
yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi), harus diberi jeda waktu
antara pemberian pupuk organik
dan penanaman bibit, yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk
menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses
penguraian pupuk berlangsung.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa pupuk organik merupakan yang sangat ramah
lingkungan dan dapat membuat tanah menjadi subur. Pupuk organik juga pupuk yang
lebih baik dibandingkan dengan pupuk lainnya karena akan mengurangi polusi
tanah dan dapat meningkatkan produtivitas tanah.
Pupuk organik terdiri dari beberapa
jenis yaitu: pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hayati, pupuk cair, pupuk
seresah, pupuk hijau, mikroba penyubur tanah, pupuk hayati, guano dan humus.
Penggunaan pupuk organik juga mempunyai
kelemahan salah satunya yaitu akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila
bahan organik yang diberikan belum cukup matang.
3.2.
Saran
1.
Perlunya pemakaian pupuk organik di sektor pertanian
2.
Perlunya kepedulian terhadap pupuk organik kerana tergeser oleh pupuk
kimia.
3.
Sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap pupuk organik.
Daftar pustaka
Novizan, Ir 2005. Petunjuk pemupukan
yang efektif. AgroMedia Pustaka,
Jakarta.
Jumin, Hasan Basri. 2005. Dasar-dasar agronomi. PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan. Jakarta
H, Taufik. Tadjoedin dan Hadi, Ir, Iswanto 2002.
Kiat mengatasi permasalahan praktis: mengebunkan
mengkudu secara intensif. AgroMedia Pustaka, Jakarta
http://agunghanafi87.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-pupuk-organik.html pada hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15
http://downloadfreegunghanafi87.blogspot.com/2012/12/makalah-macam-macam-pupuk-organik-dan.html pada hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15
hari Rabu 20
November 2013 jam 13:15 di Perpustakaan Daerah.
http://www.langgengsejati.com/pupuk/manfaat-pp.php pada hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15
http://anggikrosaliaa.blogspot.com/2012/10/makalah-pupuk-kompos.html pada hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15
`