Abstrak
Tanpa
kita sadari ilmu tentang pendidikan
kewarganegaraan yang kita pelajari tak hanya berasal dari bangku sekolah saja,
namun dalam kehidupan sehari-hari juga kita bisa dapatkan. Namun sayangnya,
belakangan ini anak jaman sekarang sudah pudar rasa keinginan untuk belajar
tentang Pendidikan kewarganegaraan, entah apa alasannya, mungkin karena
kurangnya rasa bangga terhadap negrinya atau karena efek globalisasi, yang
jelas ketika matakuliah pendidikan kewarganegaraan mahasiswa terlihat ngantuk.
Untuk dapat meningkatkat rasa keinginan untuk belajar dan menghilangkan sedikit
rasa ngantuknya, tak hanya berupa materi yang membosankan, pendidikan
kewarganegaraan bisa disajikan dalam bentuk video, lagu atau film berisi tentang
perjuangan justru lebih menarik untuk dinikmati dan mudah dicerna.
Kata
kunci : pendidikan kewarganegaraan, efek globalisasi, anak jaman sekarang,
Pendahuluan
Pendidikan kewarganegaraan yang
mulai diperkenalkan menjelang 2004 yang dikenal dengan KBK, oleh banyak
kalangan dinilai sangat kering dengan muatan nilai moral, khususnya nilai moral
pancasila. Sebelum KBK, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam PMP
ataupun PPKn didominasi oleh materi-materi nilai-nilai moral pancasila. Hal ini
mencerminkan bahwa PMP atau PPKn lebih merupakan pendidikan budi pekerti dari
pada pendidikan kewarganegaraan yang sesungguhnya. Cakupan subtansi kajian dan
kompetensi kewrganegaraan yang diharapkan dari PKN itu sendiri, yaitu upaya
pembentukan warga negara yang baik dalam warga negara demokratis yang
bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan sistem politik
warganegaranya, disederhanakan hanya menjadi semata-mata menghapalkan
nilai-nilai moral, bagaimana harus berbuat baik dan tidak berbuat buruk dalam
arti efeksi moral secara formal.
Pendidikan
kewarganegaraan atau yang lebih dikenal dengan singkatan PKN, sebenarnya
dilakukan dan dikembangkan di seluruh dunia, meskipun dengan berbagai istilah atau
nama. Mata kuliah tersebut sering disebut civic education, citizenship
education, bahkan ada yang menyebutnya democracy education. Tujuan utama
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran
bernegara untuk bela Negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan prilaku
sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan pancasila. Mata kuliah ini
pula memiliki peran strategis dalam mempersiapkan warganegara yang cerdas
seperti disebutkan dalam UU 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum dan isi pendidikan yang memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan terus ditingkatkan
dan di kembangkan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. pendidikan
kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warganegara yang
cerdas, terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia
dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai
dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir
secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isue kewarganegaraan;
2. Berpartisipasi
secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
3. Berkembang
secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama bangsa-bangsa
lainnya;
4. Berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (BSNP, 2006)
Apa yang dikemukakan dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar tersebut terlihat bahwa anak didik dipersiapkan
untuk mempunyai kemampuan berpikir kritis, rasional dan kreatif yang diwujudkan
dalam partisipasinya sebagai warganegara yang mempunyai identitas kebangsaan
yang kuat, di tengah-tengah masyarakat internasional.
Namun apakah kaliah tahu apa pendidikan dan
kewarganegaraan itu? Apa saja yang terdapat didalamnya?
Analisis
atau pembahasan
Pendidikan
kewarganegaraan terdiri hanya dari dua kata, yaitu pendidikan dan
kewarganegaraan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian /
definisi Pendidikan, yang berasal dari kata "didik", Lalu kata ini
mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik"
artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan
adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan
makna dari pendidikan tersebut yaitu berkaitan dengan identitas seorang
individu. Identitas disini tidak dilihat dari pendek, tinggi, cantik, pinter,
bodoh atau jahat diri seseorang. Namun dilihat dari kepribadian seseorang
(personality). Kepribadian adalah
keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian
paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang
ditunjukkan oleh seseorang. Adapula contoh dari kepribadian yang dimiliki
oleh berapa daerah dan negara yaitu : 1) Negara Indonesia mempunyai kepribadian
gotong royong, bahu membahu, saling membantu dalam kebaikan. 2.) negara jepang
mempunyai kedisiplinan yang tinggi, mereka menolak bantuan pada saat terjadi
bencana, mereka kokoh pada pendiriannya bahwa Negara Jepang dapat bangkit tanpa
bantuan siapapun, nah buktinya Jepang sudah bisa bangkit lagi dari tsunami yang
menimpahnya beberapa tahun lalu. 3) masyarakat banten mempunyai kepribadian
Egaliter (mampu menjaga marwah, wibawa kebaikannya), sehingga mereka disebut
JAWARA.
Kepribadian itu dipengaruhi oleh perilaku,
ada dua unsur yang harus dilakukan secara berulang-ulang untuk membentuk
kebiasan kepribadian yang baik yaitu akhlak
(moralitas) dan akal (intelektualitas). Tanpa
kedua unsur ini akan berjalan seperti yang diinginkan. Misalnya, kondisi
Indonesia sekarang yang mengalami krisis moralitas (the moralisasi), banyak
yang berkeinginan kaya, punya uang banyak sehingga ia menghalalkan berbagai
cara untuk menjadi kaya, uang rakyat pun dipakai untuk memenuhi kepuasan
hidupnya.
Kewarganegaraan berkaitan dengan
nasionality (kebangsaan). Bangsa adalah kumpulan sedangkan kebangsaan tersebut
di bagi menjadi dua yaitu mempertebal rasa kebanggan, cinta tanah air.
Untuk menumbuhkan jiwa cinta tanah
air, hidup berbangsa dan bernegara, memahami perjalanan sejarah bangsa sehingga
menumbuhkan kecintaan pada bangsa dan tanah air. Satu hal penting dan sudah
ditinggalkan adalah tidak pernah diperdengarkan lagu-lagu perjuangan dan lagu
nasional. lagu-lagu tersebut sebenarnya sangat ampuh untuk membangkitkan
kecintaan pada tanah air dan bangsa serta lingkungan. Alangkah baiknya bila
melalui dunia pendidikan disisipkan pendidikan bermoral dan berbangsa agar
generasi muda kelak tumbuh kecintaannya pada tanah air. Mereka tidak rela kalau
negeri ini diporak-porandakan oleh demo anarkis.
Selain mempertebal rasa kebangsaan
dan cinta tanah air akan menumbuhkan rasa bela negara, ada juga pasal yang
menyangkut tentang bela Negara yaitu pasal 39 mengatur kurikulum pendidikan,
termasuk kurikulum pendidikan kewarganegaraan. Pasal ini menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan adalah :
1.
Hubungan antara Negara dan warga
Negara, hubungan antara warga Negara dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
2 Pendidikan kewiraan bagi mahasiswa
di perguruan tinggi.
Maka dari itu Bela Negara harus kita
lakukan, selain karena tercantum dalam pasal 39 tetapi karena kita ingin Negara
kita aman, tentram dan damai. Contohnya dari bela Negara yaitu menjaga kebersihan,
mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Contoh lain 1) Amerika mewajibkan rakyatnya
yang sudah menginjak dewasa untuk mengikuti wajib militer selama minimal enam
bulan, sedangkan di Indonesia tidak, di Indonesia hanya yang ingin menjadi
tentara saja yang mengikuti pelatihan militer, namun di Indonesia apabila
terjadi perang seluluh rakyatnya ikut membantu menjaga keamanan Negara. 2) Tidak rela
pula kalau hutan minyak, kekayaan laut dan keanekaragaman budaya dijarah bangsa
asing. Mereka akan membela bangsa dengan tulus ikhlas dan tidak materialistis.
Sifat materialistis ini tampaknya sudah menggerogoti alam pikiran. Semua yang
dilakukan diperhitunkan dengan uang untuk kepentingan dan pemenuhan ambisi
diri.
Dalam membela Negara juga kita harus
pantang menyerah, Wujud pantang menyerah yaitu mental dibagi menjadi dua yaitu
ulet dan tangguh. Ulet adalah usaha yang terus menerus sampai berhasil, sebelum
sukses tidak akan pernah berakhir. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuletan:
- Pembawaan (hereditas): manusia lahir memiliki sifat-sifat bawaan dari orang tuanya
- Pendidikan dan pelatihan: dengan adanya pendidikan dan latihan maka bawaan lahir akan berkembang lebih baik
- Lingkungan: manusia cenderung akan menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungannya.
- Pengalaman: semakin banyak pengalaman akan meningkatkan kemampuan dalam menentukan strategi pemecahan masalah
- Motivasi: seorang wirausahawan yang komit untuk berhasil dan berkembang dalam usaha kan termotivasi mewujudkan keinginannya, sehingga akan mencari dan menggunakan berbagai cara (positif) untuk mewujudkan obsesinya
Sedangkan tangguh adalah tahan memikul beban,
tidak mengeluh, selalu bertahan sampai tak sanggup untuk memikulnya. Sedangkan
wujud konkret ulet dan tangguh adalah kemerdekaan.
Kesimpulan.
Pendidikan kewarganegaraan yang
mulai diperkenalkan menjelang 2004 yang dikenal dengan KBK namun pergantian
nama pun terus bergulir, hingga akhirnya bernama PKN yang berisi pembentukan
warga negara yang baik dalam warga negara demokratis yang bertanggung jawab dan
berpartisipasi aktif dalam kehidupan sistem politik warganegaranya,
disederhanakan hanya menjadi semata-mata menghapalkan nilai-nilai moral,
bagaimana harus berbuat baik dan tidak berbuat buruk dalam arti efeksi moral
secara formal.
Pendidikan kewarganegaraan bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isue
kewarganegaraan;
2.
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
3.
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama bangsa-bangsa
lainnya;
4. Berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (BSNP, 2006)
Banyak anak remaja sekarang kurang
memiliki jiwa bangga terhadap negaranya sendiri, karena
Daftar pustaka
Sumber
buku
S. Sumarsona.
Sumber
internet
No comments:
Post a Comment