Friday, 5 September 2014

itu hanya peran sesaat. ku berharap sih begitu.

selamat pagi pembaca..
mungkin diantara kalian ada yang pernah mengalami rasa suka dan kagum terhadap orang yang bertugas sebagai komisi disiplin? atau bahkan kalian pernah menjalin hubungan kasih dengan komisi disiplin?? 
seorang komisi disiplin memang bertugas mendisiplinkan orang-orang yang lalai atau tidak disiplin, namun cara menyampaikannya saja yang terkadang lebay, lebay disini diartikan suka mencari kesalahan atau memperingati dan memberitahu dengan cara membentak-bentak, bahkan dibuat kaget.. bagi orang yang tidak kuat mental mungkin dia sudah meneteskan air mata..


komisi disiplin hanya menyalankan tugasnya dengan baik pada saat itu, namun dalam kehidupan sehari-hari sikap dan sifatnya tentu berbeda.. mereka ramah, baik dan gampang membuat suasana ramai..tak jarang banyak yang tipikat hatinya oleh mantan komisi disiplin..

namun tau kah kalian jika, sikap dan sifat seorang komisi disiplin yang terkadang lebay itu benar-benar nerap di kehidupan sehari-hari.. bagaimanakah rasanya setiap hari di bentak, di galakin dan di marah-marahin?? ga terbayang kan rasanya bagaimana.. -,-
berikut ini sebuah suara hati yang tak berani ku ucapkan kepada sang komisi displin yang ku kenal.. 

Sebuah tugas yang kau pilih memang berat, menjadi seorang pendisiplin bagi orang lain. kau mencontohkan berbagai sikap displin dan selalu tak pernah salah di depan orang lain terkadang membuatmu lupa, akan sikap manusia yang tak luput dari kesalahan.
kau yang berpura-pura bersikap galak, selalu marah-marah dan suka membentak membuat semua orang yang berada di sampingmu dan sekitarmu merasa takut.
aku yakin.. 
itu hanya untuk sebuah tugas,

dan aku hanya minta..
tolong sikap galak, marah-marah, dan suka ngebentaknya jangan dibawa ke kehidupan sehari-hari.. :)
aku juga tau,,
Kamu pasti tau rasanya dibentak, dimarah-marahin dan di galakin sama orang lain itu ga enak, apalagi di gtuin sama orang yang ada perasaan, suka.

aku paham..
kamu menyukai peran tersebut, bahkan kamu sangat menyukai peran tersebut, itu semua terlihat dari wajahmu yg semangat saat menceritakan kamu masuk dalam komisi disiplin kepadaku.
tapi bagiku..
Semua berbanding terbalik dengan yang kamu rasakan.

Dari awal aku tak suka kamu memilih tugas itu, karna yang ku takutkan yaitu kamu disumpah serapah sama oranglain atas sikap pura-pura itu atau sifat tersebut nerap dalam diri kamu. Namun senyuman yang terukir diwajahmu itu meluluhkan hati ini, dengan sedikit keraguan yang ku miliki, aku mengangkukan kepala dan mencoba ikut tersenyum meyakinkan hati dan pikiran, bahwa semua itu akan baik-baik saja.

Hari-hari setelah kau menceritakan itu berlalu, namun hari-hari itu pun kian dilalui dengan rasa was-was akan sikap tersebut kebawa dalam kehidupan. namun bibirmu selalu meyakinkan hal itu tak akan terjadi.
Pada akhirnya hari dimana yang kutakutkan pun terjadi, dimana kamu memaikan peran dihadapanku..

Hari itu kita bertemu, setelah liburan panjang.. saya berjumpa dengan wajah yang berseri-seri..
ku sapa dirimu dengan penuh kehangatan namun tak ada jawaban..

Kualihkan pandangan keraut wajahmu, tak kutemukan senyuman sedikitpun diraut wajahmu yang ada hanya emosi yang tertahan, tak pernah ku melihatmu seemosi itu,. kemarahan yg tak bisa di bendung akhirnya meluap.. sepanjang pertemuan tak henti-hentinya kau memaki, menyalahkanku atas sikapku yang mengulur-ngulur waktu pertemuan.

jika di ibaratkan saat itu aku bagaikan santapan lezat yang tak berkutik dihadapan sang harimau, aku hanya diam, ketakutan. Dan kamu terus bertindak layaknya harimau yg ingin menerkam, mencabik-cabik setiap dagingnya. (ah lebay banget) :D
tak ingin terlihat lemah aku pun mencoba tak ingin menangis di depannya,. (begitukan perempuan?) :D so walaupun di galakin seperti itu berusaha mencairkan suasana tetap kulakukan.. eh malah dibilang ga serius, oke aku hanya bisa diam mendengarkannya bicara. Semenjak kejadian tersebut kita sering bertengkar karena hal kecil..
sampai beberapa hari yang lalu bertemu di sebuah kafe pun kita masih saling diem, malah lebih dominan bertengkar, sampai ada beberapa orang yang merhatiin kita saling diem.


entahlah sampai kapan kamu memerankan peran itu, aku hanya ingin peran itu cepatlah usai.. dan jika ku tak ingat sebuah komitmen mungkin aku akan menyerah dan memilih menyudahi permainan ini.




sebuah kata terakhir... 
ada luka yang sulit diobati dengan kata maaf, luka tetaplah luka yang memiliki bekas. :)