(Edisi selamat dari penjahat)
"Hoalah.. dari judulnya saja sudah serem.. bagaimana pembahasannya.."
Mungkin kalian yang baca akan berkata demikian.. atau kalian akan berkata "wihh nih orang bahas-bahas agama, ga ada pembahasan yg lain apa??" wkwkwk
Tenang pembaca.. disini saya hanya ingin berbagi kisah saja.. bukan bermaksud mengurui atau menasehati.. kita sama-sama merenung dan belajar. :)
Semua itu berawal dari kebiasaan saya membaca Qs: Ar-Rahman selesai salat magrib.
Nenek saya selalu berpesan "ketika habis solat bacalah dan hafalkanlah surat-surat seperti Ar-Rahman ketika kamu punya masalah, Al-Khafi ketika kamu mau dijauhkan dari djall, dan Al-mulk ketika kamu mau sakaratul mautnya ga kerasa sakit." Begitu ucapan beliau ketika kita saling bertemu.
Yahh bukan manusia namanya jika sudah di beritahu tetapi masih saja malas untuk melakukannya.
Saya pun selalu membaca surat-surat tersebut ketika ada yang kurang dari diri saya.
Pada situasi seperti itulah kita sadar akan arti dari setiap perkataan di Al-Qur'an.
******
Malam hari seorang perempuan terduduk diatas kain merah berlambangkan ka'bah dibagian atasnya.. terlihat Al-Qur'an yang masih terbuka dalam tangannya.
Entah kenapa malam ini perempuan yang sering di panggil dania itu lebih lama menatap dan memahami setiap kata di Al-Qur'an..
Tok..tok..tok..
"Dania.." terdengar suara dari luar kamar memangil namanya.Itu adalah suara mamahnya.
"Iya mah.." Dania yang sedang serius memahami perkataan dalam Al-Qur'ab pun tersentak dan spontan menyahut ketika mamah memangil namanya..
"Hayuu makan dulu.. semuanya sudah kumpul di meja makan." Ucap mamahnya dari belakang pintu..
"Iya mah.. bentar.." jawab dania sambil menutup dan mencium Al-Qur'an di tangannya, menaruh dan melepaskan mukena yang ia kenakan.. kemudian melipat sajadah yang ia duduki..
Setelah selesai, ia membuka pintu, beranjak ke ruang makan.
*****
Ke esokan harinya..
Masih terbesit di dalam hati dania yang terdalam "Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan". Mungkin karena perkataan dari salah satu ayat tersebut mudah di hapal. Namun entah kenapa di hari ini mengulang-ngulang perkataan tersebut.
"Mahhh.. dania mau pergi yah hari ini.." ucap dania sambil menghampiri mamahnya yang sedang asik menonton tv.
"Mau kemana?" Jawab mamahnya dengan wajah heran. Karena dania sudah terlihat rapih dan siap untuk berangkat.
"Mau ke kfc mah.. biasa ada kumpul oriflame.." ucap dania dengan santai
"Ajak sana tetehnya biar engga di rumah aja" seketika jawaban mamahnya membuat dania mematung.
Teteh yang mendengar ucapan mamahpun bergegas mandi dan siap-siap..
Dalam pikiran dania terlintang banyak pertanyaan.. "duhh emang mau teteh di ajak ke cilegon?, dia kan blm pernah naik bis tanpa orang tua.. oalah gimana ini.." dania mulai was-was tapi ia berusaha menyembunyikannya dengan tenang..
Ketika semua sudah siap..
"Mah kami berangkat.." ucap saya dan teteh.. dilanjut dengan salam ke mamah dan ke papah *kebiasaan ketika hendak keluar rumah*
Kami bergegas berangkat menuju sebuah universitas dimana dania berkuliah untuk menyimpan motor dan dilanjut dengan menaiki sebuah bis.
Dalam perjalanan kami ke kampus.. dania telah berbicara kepada tetehnya bahwa mereka akan pergi ke kfc cilegon, teman dimana teman-teman oriflame berkumpul. Ketika hal tersebut disampaikan wajah tetehnya terlihat pucat dan ketakutan.. :D
Satu kata yang saya ingat dari ucapan teteh "ih dania.. nanti kalo nyasar gmana? Jangan tinggalin teteh yah" wkwkwk saya tertawa kecil mendengar perkataan itu.. karena awalanya saya juga seperti itu.. :D
Oke lanjutt.. setelah sampai di terminal bis dan tiba di cilegon kita turun untuk menaiki angkot yang jurusan ke kota..
Semua awalnya berjalan biasa saja.. sampai pada akhirnya..
Angkot yang dania naiki penuh dengan penumpang.. awalnya banyak penumpang perempuan namun mereka lebih dulu turun di dari pada dania dan beberapa laki-laki lainnya..
Dann saat itulah saya sadar perempuan di angkot ini tinggal tiga orang dari 7 perempuan diawap keberangkatan. Dan jumlah laki-lakinya ada 4 atau 3 orang (belum termasuk supir).
Kursi di bangku angkot pun mulai renggang. Dania membisikan tetehnya untuk maju karena posisi duduk dania terlalu sempit.. namun ketika teteh saya mencoba maju, laki-laki yang berada di hadapannya mau misahkan dania dan tetehnya (dibaca: dia mau duduk diantara kami)
Sontak kaget, dania menarik tangan tetehnya agar dekat dengan dirinya.. dan mata dania seakan keluar ketika menatap lelaki dengan masker diwajahnya, topi hitam di kepalanya dan tas ransel di pangkuannya.
Ia ingat betul akan kejadian kejahatan yang di alami seorang teman di kuliahnya beberapa bulan lalu yang mencoba mengambil barang-barang di tas. Dania tidak ingin hal itu terjadi. Ia memengang erat tas di pangkuannya.. dan matanya selalu mencoba memerhatikan lelaki tersebut dengan intens, karena biasanya ketika suatu taktik/cara kejahatan gagal maka akan ada taktik yang lainnya. *wkwkwk bahasanya dalemm bener*.
Yappp dalam hotungan menit diapun mencoba taktik lain..
Lelaki penjahat itu tak mau diam, dia mencoba berpindah tempat duduk dengan seorang lelaki disamping dia, di depan dania.
"Wah nih orang mau ngapain lagi" ucap dania dalam hati sambil memerhatikan gerak gerik lelaki tersebut. Emosi masih bisa dania atur dan mainkan secara baik..
Namun..
"Loh maunya nih orang apa sih, tasnya ko semakin maju"
Ketika dania perhatikan.. tas yang di pangkuan lelaki tersebut semakin maju menghampiri tetehnya.
Semakin maju.. maju.. dan maju.. hampir mengenai tetehnya.
"Pak apaan sih.. maaf ini tangannya' ucap dania cetus kepada lelaki tersebut dengan menyingkirkan tas lelaki itu..
Bentakan dan ucapan saya diangkot tak ada yang merespon. Mungkin suara saya terlalu kecil? Tapi saya berusaha mengeluarkan suara yang setidaknya satu angkot dengar.
Kekesalan di wajah dania, mulai ia tampakan. Karena ia tidak tau maksud dari laki-laki ini apa, secara kalo mau ngambil barang berharga kan ada di tas dan itu dania yang megang tapi kenapa sasarannya tetehnya??
Bentakan dania di dalam angkot tidak menjadikan dia jera.
Hal itu terus ia lakukan.. dan ketika dania keluarkan matanya tasnya pun di tarik kebelakang.. tetepi ketika dania tak memperhatikannya ia melanjutkan aksinya..
Pada situasi seperti itu semua hal yang berjalan cepat akan terasa lambat.. begitupun dengan angkot yang kita naiki.. berasa lama sekali sampai di tempat kami tuju.
"Pak sopir.. kiri.. pak" ucap dania ketika ia benar-benar tak tahan dengan laki-laki tersebut. Walaupun ia sadar tempat yang di tujunya masih cukup jauh..
"Kiri pak" ucap lelaki yang berniat jahat tersebut.
"Loh?? Dia juga berhenti?? Atau cuma ngebantuin bilang berhenti?" dania langsung pucat, ketika mendengar suara lelaki tersebut. Dania ga peduli, yang harus ia lakukan adalah menjauh dari lelaki tersebut.
Dania dan tetehnya turun dari angkot, membayar uang yang ongkosnya. Membiarkan angkot tersebut berlalu.
Kemudian melangkahkan kakinya dengan cepat agar mencapai ke tempat tujuan lalu bertemu dengan teman-temannya dan duduk menenangkan diri.
"Alhamdulillah, laki-laki tersebut ga ikut turun.." desis dania dalam hati.. saat membuka pintu kfc.
Dari hal tersebut saya belajar bahwa tidak ada nikmat yang lebih indah dari pada nikmat selamat dari kejahatan.. :)