Thursday, 28 May 2015

dibalik dies natalies himagri. ini ceritaku.

Kamis, 28 Mei 2015.
Hari ini dies natalies himpunan mahasiswa agribisnis atau yang lebih di kenal dengan HIMAGRI.
Sebelumnya mau ngucapin selamat ulang tahun buat HIMAGRI.. semoga makin SEMANGATT..!!

Nahh pembaca ada yang mengikuti acara dies natalies ini sampai dengan selesai??

Wahh kalo ada bagi-bagi dong cerita pas endingnya.. hihihi

Saya dengar dari teman-teman acara ini selesai jam 00.00..

Terimakasih yahh buat teman-teman mengikuti acara ini sampai selesai..

Saya sebagai anak rumahan (bukan anak kosan) belum sepenuhnya bisa mengikuti acara ini sampai selesai.

Kendalanya hanya "karena orang tua yang masih terlalu sayang sama saya" wkwkwk *lebaii yak*

"Diani mau pulang jam berapa?" Suaranya memecah keheningan pkm himagri. Suara itu berasal dari perempuan bernama adisti.

"Jam berapa yah dis?, tadinya mau pulang magrib tapi sekarang aja udah magrib, terus acaranya belum selesai."

"Tadi adis liat di roundown acara, ini selesainya jam 23.00, terus gimana? Mau pulang jam berapa?"

"Hemm, paling jam delapan atau jam sembilanan dis"

"Iya sama adis geh rencananya mau pulang jam segitu"

Diani pun terdiam sejenak..
Oalah.. pulang jam delapan atau jam sembilan..
Kemarin aja pulang jam setengah sembilan udah ditanyain "abis dari mana?"
Gimana yang sekarang..
Gundah gulana pun terjadi..

Ditariknya tas yang berada tak jauh darinya..
Dan mulai mencari si hijau..

"Ahh ketemu juga.." ucapnya lirih..

Memencet setiap tonjolan-tonjolan di tubuh sih hijau dan jadilah sebuah pesan singkat..
"Mah, diani pulangnya malem. Ini lagi ada acara himpunan."

Lanjut klik kirim.

Tak lama kemudian..

"Bilang ke bapak aja."

yaelah..
padahal mereka lagi dirumah kenapa ga bilangin langsung aja..
Kan cape harus ngetik lagi..

Ahh tinggal di teruskan lalu ganti nama mah jadi pah aja. Wkwkwk

"Pah, diani pulangnya malem. Ini lagi ada acara himpunan."

Ehh.. ga ada balasan tuh..
"Mereka tuh ngijinin engga?, kok ga ada yang bales." dag dig dug bunyi suara jantungnya.

"Yaudahlah mungkin mereka ngijinin.."

Dan akhirnya sayapun melanjutkan aktifitas saya di kampus..
Mulai dari nungguin kabar peserta lomba penyiar hot radio yang lolos 50besar, foto-foto, menyaksikan pemilihan duta agribisnis hingga akustikan.

Waktu berjalan dengan cepat. Tak terasa jam sembilan lebih sepuluh menit.

"Diani, gimana? Mau pulang atau nginep nih.. udah jam segini loh.." tanya adisti

"Bentar yahh diani tanya dulu, diijinin nginep engga"

"Okey" jawab adis singkat sambil tersenyum dan perhatiannya kembali ke panggung akustikan

Diraihnya si hijau dan mulai mengetik pesan singkat..
"Mah, diani boleh nginep engga? Soalnya acaranya belum selesai dan mungkin acaranya masih lama ini"

Engga lama si hijau bergetar dan itu buka balasan pesan singkat namun telepon.

"Waw telpon. Ini lagi rame.." dianipun berjalan menjauhi panggung acara hingga ia berhenti tepat dimana ia merasa suara diatas panggung tidak menggangunya.

"Hallo, iya mah?, mah eni boleh engga nginep dikosannya ade, ituloh pengurus hima bagian *sensor yakk.. cari tau sendiri*

"Ade itu perempuan atau laki-laki?"

"Perempuan lah mah, masa laki-laki." Wkwkwk * mungkin mamah inget cerita tentang ade yang lain*

"Rumahnya dimana?"

"Kosan mah, di komplek *sensor, cari tau sendiri* tapi kalo emang ga bisa disana mah.. dimana aja juga jadi ko mah.. nginep di pkm juga ga apa-apa"

"Ih kamu mah.. udah ah jangan nginep, nginepan.. pulang aja.. ada yang nganterin ga?"

"Engga ada mah"

"Yaudah kalo mau pulang bilang dulu nanti papah yang jemput kesana."

"Yahh.. mau dijemput nih?? Diani kan bawa motor? Terus motornya gimana?"

"Yahh pake kendaraan masing-masinglah"

"Oh iya udah mah."

"Iya gitu aja yah.."

"Iya mah"
Dan tut...tut.. telepon pun terputus.

Dulu pernah sih pulang jam setengah sebelas malem, tapi itu pas pulang ada yang nganterin.
Dia seorang laki-laki, kuliah dan ngekos di cilegon. Tapi entah kenapa dia mau ke serang dan nganterin saya pulang ke rumah dengan mengendarai kendaraan masing-masing.

Nahh mungkin mereka pikir awalnya mau dianterin sama orang seperti waktu itu.. tapi kali ini engga dan papahlah yang dikorbankan.. wkwkwk

Diani kembali menuju panggung akustikan, duduk disamping adisti dan anak semester 2.

"Dis, diani ga boleh nginep tau.. terus nanti kalo mau pulangnya mau di jemput sama papah." diani pun mulai bercerita..

"Oh yaudah, bukannya diani bawa motor yah? Ko di jemput?"

"Hihihi engga tau tuh.. biarin aja deh.."

Hihihihi kita pun berdu ketawa heran..

"Teh, itu tuh tandanya papah teteh sayang sama teteh." Suara itu muncul dari sisi yang lain.. suara itu punya anak semester dua yang saya kira engga mendengarkan percakapanku dengan adisti.

"Ehh.. iya kali yah.." jawabku sambil tersenyum kecil.

****
Kali ini waktu mulai menunjukan pukul sepuluh lebih lima belas.
Malam makin larut, namun udara makin terasa hangat, suasana masih ramai, akustikan makin seruu..

Terasa getaran di tanganku..
ahh si hijau lagi..
Pesan singkat masuk..
terlihat jelas tulisan..

"Udah selesi belum acaranya?"

"Belum mah" jawabku dengan sigap. Diani memperhatikan si hijauh hingga terpangpang tulisan terkirim.


"Eh mah, ini mau pulang aja deh.." tak lama ia mengirim pesan singkat kembali.
"Ga usah dijemput yah mah." Kirimnya lagi dengan cepat.

Dan tak lama muncul notif pesan masuk dari mamah.

"Pulang sama siapa?"

"Sendiri mah"

"hati-hati dijalannya."

"Okeyy mah."

Monday, 25 May 2015

senyum matanya ilang.

Itulah ledekan atau candaan temen-temen kepada saya, saat tersenyum ataupun tertawa di depan mereka.

Banyak alasan mereka bilang seperti itu, salah satunya karena mata saya yang KATANYA "sipit" ini.

Karena hal tersebut saya jadi sering bercermin dengan waktu yang tak sebentar.
Atau...
Memandang diri saya difoto dan fokus pada mata.

Untuk meyakinkan diri agar lebih yakin bahwa mata saya ini sipit atau engga..

saya bertanya kepada cermin...

"Hey cermin apakah mata saya sipit??" Ucapku di depan cermin sambil memainkan mata.

"Perasaan ini ga sipit deh cuma kurang belo atau besar dikit aja" lanjutku berusaha membesarkan mata.

"Biar agak besaran dikit, diapain yah??" Kini terfokus pada mata di cermin..

Muncullah bayangan orang dengan bola mata berwarna-warni..
Bola mata yang membuat mereka terlihat lebih besar dan belo dari pada biasanya..
Dan mereka sering kali terlihat cantik dan bercahaya dengan bola mata tersebut..

Orang-orang menyebut bola mata warna-warni dengan nama "softlens" atau "kontak lensa"

"Wah.. kayanya kalo saya pakai softlens pasti matanya bisa belo juga.. ahh mau pake.."

 mulai terbesit ingin memiliki softlens tersebut namun tak ada salahnya, sebelum kita memilih kita mencari lebih jauh tentang hal tersebut.

Alhasil, mulai deh tanya orang tua tentang softlens..
Dann tanggapan mereka negatif "udah deh ni, jangan pakai yang gituan. Nanti mata kamunya iritasi, rusak, dan bla bla bla"

Setelah nanya orang tua, sasaran selanjutnya adalah teman dekat yang memakai softlens.
Tanggapannya engga jauh beda..
Namun adalah sisi positifnya "iya sih nantinya iritasi tapi ada ko obatnya biar ga iritasi"

Pada saat itu saya berfikir "ah iritasi kan ga setiap saat, pasti ga ribet."

Namun ketika saya sering melihat, betapa sibuknya dia menetesi obat ke matanya ketika memerah akibat iritasi..
Atau.. menetesi obat ketika waktunya dikasih obat..

"Ribet bangett sih.."
Sayapun mulai ragu untuk memiliki softlens tersebut.

Untuk meyakinkan saya lebih dalam.
Saya mencoba searching di google efek samping dari penggunaan softlens.

Taraa...
sangat tercengangkan. Banyak sekali efek samping ketika kita tidak merawat softlens dengan bersih dan baik..
Diantaranya iritasi yang berkelanjutan, sampai kebutaan (kemarin baca artikel tentang softlens yang kepercikan air di toilet matanya buta)


Waw.. buta??
semua orang di dunia pasti ingin melihat bagaimana keindahan dunia..

Begitupun saya..
Saya bukan orang yang rajin..
Mungkin kalo saya pakai softlens bisa saja terjadi efek sampingnya..
Aaaaaaaaa...
Tidakk..

Lebih baik ilang mata saat tersenyum dari pada ga bisa liat keindahan dunia..

Lagian banyak ko artis luar negri yang senyum ilang matanya.. :p
Mungkin saya keturunan dari mereka..

Wkwkwk ini hanya membahagiakan diri sendiri aja yah..
Jangan terlalu dianggap serius..
Tapi kalo ada yang serius bilang diani cantik saat senyum juga engga apa-apa ko..
;)

Saturday, 23 May 2015

bocah banget sih gue..

Itulah kalimat sering saya ucapkan dalam hati ketika..
Merasa marah atau nangis karena hal sepele..

banyak hal yang saya lewati, kalo saya ga suka kerjaannya nangis, marah atau ngambek.. :D
Inilah salah satu kekurangan saya..

Sadar..
Di usia yang sudah dibilang bukan remaja lagi..
seharusnya saya bisa lebih bijak dalam hal mengatur emosi..

Biar apa??
Biar di anggap dewasa??
Wkwkwk..

Saya pernah nyoba, namun gagal..
Sifat itu terus keluar dengan sendirinya..

***
Kejadian jatoh dari motor sebelum SMPN 10 KOTA SERANG.

Yang membuat kaki saya terluka, berdarah hingga terlihat dagingnya..
Dan beberapa lecet di tangan saya yang awalnya hanya perih namun lama kelamaan jadi berdarah..

Sampai saat ini saya ingat kejadian tersebut..

Ketika jatoh wajah dan kepala membentur jalanan aspal dengan posisi badan terpelungkep (tengkurep).
Diam beberapa menit kemudian dan langsung berdiri, mengusap kotoran jalan aspal yang menempel di baju..

Mulut tak berhenti komat kamit. Mengucap "astagfirullah"

Mataku berputar mengelilingi tempatku berdiri..
Semua orang berhenti sejenak..
Memperhatikanku..

ku cari..
Motor bergigiku..
Dia tergeletak tak jauh dari tempatku berdiri..

Dari arah itulah ku temui dua orang memakai helm menghampiriku..
Menuntunku ke pinggiran jalan tak beraspal.
Menanyakan kondisiku..
Aku hanya menggangguk dan menjawab "ga apa-apa" sambil memeriksa tubuhku..
Manakah yang luka??

Mata bebinar menahan tetesan air mata yang ingin keluar dari sarangnya..


Ketika mendapati..
Kaki tak bersepatu..
"Lohh.. mana sepatunya??"

Kakiku hanya..
Nampak putih..
Kulit coklatku sudah terkelupas..

Dan saat itu teringat nasihat mamah
"Kalo luka cepat kasih air ludah, biar ga keluar darah banyak"

"Mamah.."
Terfikirnya nama tersebut membuatku semakin ingin menjatuhkan air mata di pipi..
"eni jatoh mah.. mamah kesini.." hanya terucap dalam hati.. tak ada yang mendengar..

Semua sorot mata dari pengendara mobil maupun motor hanya menatap dan berlalu..
menatapku dengan sorot mata "KASIHAN"

"De.. tinggal dimana? Mau kemana?"
"Saya tinggal di perum *** mau ke kampus pak"
Salah satu dari dua orang itu terus bertanya tentangku..
Dan memintaku untuk ke klinik..

Sempat menolak karena memikirkan "duhh kuliah gimana? Kesiangan ini.."
"Duuhh ini yang ngajarkan dosen baru"

Namun karena perkataan dia "kalo ga diobatin secepatnya takut infeksi"

"Infeksi??"
Kulihat lagi kaki putihku..
Nampak mulai memerah..
Menampakan darahnya..

Deg.. deg.. deg..
Cuma karena alasan itu aku mau ke klinik..

Sepanjang perjalanan menuju klinik..
Pipiku sudah basah..
Basah dengan air mata..

Menangis layaknya anak 5 tahun jatuh dari sepedah.. sambil mengendarai sepedahnya menuju rumahnya..

Wkwkwk lebai?? Ihii tapi gitu diani mah..

Sesampai klinik..
Berusaha telfon mamah ataupun papah..
Tak ada satupun yang menjawab..

"Ayoo masuk keruang berobat" ucap dokter cantik..

"Bentar yahh.. nunggu mamah dulu.." suara tangisan terdengar pelan..
Keluar ruangan, bolak-balik menunggu jawaban telfon..

Beberapa menit kemudian..
"Ayoo udah sini masuk.. nanti kalo ga diobatin luka bisa infeksi"

"Dok, saya mau nunggu mamah dulu.."
"Udah gapapa, ini cuma diobatin dikit doang ko"

Kali ini tangisannya mulai terdengar keras..

"Ini mau diapain.."
"Cuma di obatin dan di tutup lukanya"
"Ga di jahitkan??"
"Engga, lagian lukanya ga terlalu parah"

Dokter mulai membersihkan kotoran di kaki..
Terasa perih.. perih bangett..
Lalu melumuri dengan obat merah alias betadine..
Ini obat yang saya takutin ketika terjadi lecet di tubuh saya.

"Udah jangan nangis aja" ucap dokter cantik
Tak memperdulikan ucapannya saya pun terus menangis..
"Umurnya berapa? "
"20thn"
"Tuhkan udah besar.. masa masih mau nangis gini"
Lagi dan lagi tak memperdulikan ucapan dokter..

Dann terus menangis ketika dalam perjalanan pulang hingga di rumah..

***
Mah.. pahh.. seandainya kalian disini..
diani ga akan sendirian menahan perihnya diobatin..
Diani bisa megang tangan kalian untuk menahan perihnya..

keluarga lebih berarti dari pada pasangan ?

Umur 20tahun??
Ahh pasti mulai banyak yang berkata "udah ada calon belum?" Atau "mana nih pasangannya?"

Hayoo ngaku deh..
Pasti udah ada..
Satu atau dua orang mah yang nanya hal seperti itu.. :D

Emang sih..
Kalo di tanya kaya gitu pasti langsung melempem kaya kerupuk umes..

Tapi yaudahlah abaikan..
Belum saatnya memikirkan hal seperti itu..
Toh masa-masa pada umur sekian kita bisa lebih banyak mempunyai teman, sahabat, dan bahkan mungkin keluarga baru dari pertemanan yang terjalin..

Nahh ngomong-ngomong tentang keluarga..
Ada lohh.. keluarga yang sering nanyain hal seperti itu tapi jauh dari lubuk hatinya. Mereka tidak ingin secepatnya pisah dengan anaknya.

Mereka hanya khwatir apabila anak di rawat hingga besar meninggalkan dan menjauh dari keluarga..

***
Pada hari itu..
Peristiwa meja makan..
"Diani, udah punya pasangan belum?, mana nih ko belum ada yang di kenalin juga?". Ucap papah sambio menghampiri diani yang sedang duduk menikmati makanannya di meja makan.

"Hemm.. emang papah mau cepet pisah sama diani??" Jawab dengan nada manja.

Sebelumnya pertanyaan itu bukan hanya terlontar sekali ataupun dua kali, namun pertanyaan tersebut hampir setiap hari ia dengar. Dan tak ada jawaban dari mulut diani.. entah kenapa pada hari ini ia membuka mulut untuk menjawabnya.

"Loh.. emang nanti kalo udah nikah, ga mau tinggal sama papah lagi gitu?" Balas papah dengan nada sedikit rendah dan matanya mencoba untuk membuang tatapan ke arahku.

"Iyalah pah, nantikan diani mau kaya papah dan mamah yang hidup punya rumah, kendaraan hasil kerja sendiri" jawaban diani kali ini membuat papah tak berkutik dan pergi..

Rasa bersalah menyelimutiku..

Sulit rasanya menelan makanan yang sedang ku kuncah..
Nafsu makanku pun hilang..
Semua terasa sesak..

"apakah bicaraku terlalu keras kepadanya??"

Yahh..
Setidaknya papah mengerti kenapaku tak ingin secepatnya mengenalkan seseorang baru pengganti dirinya kepadanya..
Dan akupun mengerti dari sikap papah yang pergi begitu saja.. bahwa ia belum rela melepaskan putrinya ini..

Nb:

Mamah, papah..
Bisa kah kalian tetap muda?
Bisakah ku memiliki kalian sampai ku tua??
Dapatkah ku berdiri tanpa uluran tangan kalian?? Kalian yang selalu mengulurkan tangan dan mendekapku saatku jatuh dan dianggap rendah sama semua orang.
Bisakah aku menjadi seperti mamah yang hebat kelak?
Bisakahku mempunyai suami seperti papah yang baik dan jago masak kelak?

Mah, pah..
Sehat terus yah..
Senyum terus yah.. :* :*

Thursday, 7 May 2015

TEMAN.

bismillahirohmanirohim..
Teruntuk kepada yang bernama teman..
entah dari mana ku harus mulai menulis.. tulisan ini mungkin tertulis karena kegundahan di hati yang terus memuncak..
Tak ada yang ingin mendengarkan..
Tak ada yang mau memberi solusi..
Hanya tertulis dalam sebuah tulisan..

Alkisah..
Saya memang senang menyaksikan ftv atau drama-drama yang tali pertemanannya sangat kuat..
Mereka mau menuriti semua ajakan seorang teman hanya karena ingin di akui sebagai "teman".
Hal tersebut akan menjadi baik jika ajakan tersebut mengarah ke arah kebaikan..
 Namun sekian banyak film yang telah saya tonton..
Hanya sedikit ajakan temannyan itu dalam kebaikan.. malah lebih banyak ke arah keburukan, mulai dari tawuran, minum-minuman keras bahkan hingga membunuh."
Pada saat itu saya sebagai penonton hanya berfikir "ahh, masa ada pertemanan yang sebegininy, itu cuma ada di film aja"". Dan saya harus akui dalam film tersebut ikatan pertemanan yang kuat dapat mempengaruhi diri kita menjadi sepeeti mereka.
"Wow bukan kah itu sangat keren??"
Hahaha iya itu sangat keren.. namun tindakan yang mereka lakukan itu salah.. mereka seharusnya mengajak seorang teman ke arah yang lebih baik.

****
Jauuh dari peristiwa salam film tersebut,
Tak pernah terbayangkan apa jadinya bila kita melihat penghasutan *wih serem euy dihasut bahasanya" dalam pertemanan itu ada di depan mata.
Apakah kita harua membebaskan teman tersebut dari hasutan mereka?
Bagaimana cara??
Kita bukan siapa-siapa..
Kita bukan teman mereka..
Lalu apa mau dia mendengarkan kita??
TIDAK..!!!
DIA, yang sedang di hasut tidak akan mendengarkan kita. DIA pasti tidak ingin TIDAK DI ANGGAP SEORANG TEMAN OLEH TEMANNYA.
Lantas..
Salah kah kita yang hanya diam??
Membiarkan itu semua terjadi??
???
***