Thursday, 19 November 2015

november, ini ceritaku part 1



Bismillahirohmanirohim..
Ku awali tulisan ini
Dengan mengucap nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang..
Dimana Engkaulah satu-satunya Zat yag dapat mengasihi Umatnya tanpa Pamprih dan tak pandang bulu, Engkaulah satu-satunya Zat yang mengerti dimana umatnya membutuhkan sesuatu.
Dan Engkaulah satu-satunya Zat Maha Penyayang, dimana Engkau selalu memberikan rasa sayang kepada setiap Umat yang membutuhkan, Engkau tak pernah membiarkan Umatnya sendirian tanpa rasa sayang.

November, bulan yang ku awali dengan pengibaratan sebuah batang tanaman. Dimana ada dua buah batang tanaman, salah satu dari tanaman itu berbentuk halus, licin namun tak menghasilkan berbunga dan satu lagi bertekstur berduri namun dapat menghasilkan bunga. Memilihi jalan dengan pengibaratan seperti itu tidaklah mudah, manusia akan selalu memilih jalan halus, licin dan menghasilkan bunga.
Bagaimana bisa mendapatkan bunga yang indah tapi tak perlu perjuangan dalam mengambilnya?


-------------
Jujur ga tau mau nulis apa di dalam tulisan ini. Aku bukanlah seorang penulis handal yang dapat menyembunyikan setiap kejadian dalam sebuah kisah dimana penulis mampu membuat para pembaca terkesima dan menghasilkan pujian, aku lebih menyukai kritikan/ejekan seperti:
Alay..
 *kalian tau kan alaynya saya bagaimana?, bedakan sama kealayan orang-orang? Dan kadang, udah tau alay eh ada yang ngikutin. Kan aneh.*? hehehe
atau baperan?

.
Silahkan kalian berkritik.
Karena setiap perkataan dari kalian, akan membuat saya lebih berfikir lebih untuk memahami perkataan kalian.
Tenang kritikan seperti itu ga akan membuatku marah, karena setiap manusia memiliki banyak kekurangan, dan mungkin kekuranganku menurut kalian tapi bagiku itu adalah kelebihan.
Dimana melalui ke alayan dapat berkreasi, karena saya bukanlah orang kreatif dalam bekarya.
Dan sifat baperan itu, membuat saya rajin intropeksi diri, mengenali sifat orang agar lebih berhati-hati dalam bertindak terhadap orang lain.
Ibarat kata “kita tidak mau di giniin, makanya kita tidak boleh bersikap seperti ini kepada orang lain.”


Apabila kalian melihat saya menangis karena kritikan tersebut.
Maka..
Biarkan saja saya menangis,,

Menangis bukan karena kata-kata yang terlalu tajam,,
 namun karena emosi naruli perempuan yang sedang labil.

Tidak perlu lebaii,,
Dengan cara mengaku salah, seharusnya apabila tau salah lantas mengapa kalian masih melakukan hal tersebut?? (?)

Semua sudah terjadi..
Kalian hanya perlu..
menunggu,,
dalam hitungan detik maka saya akan tersenyum bahkan tertawa.
*Seorang malaikat dunia bermata sipit dan berkulit kuning langsat yang mengajariku tertawa saat menangis, malaikat dunia yang tak ingin melihat diriku terlalu larut dalam tangisan.*
--------------
Entah, sampai tanggal 19 november ini, aku belum mengetahui jalan mana yang sedang ku jalani. Satu hal, terimakasih buat Allah, karena melalui tulisan ini saya sadar.
Inilah yang kurasakan tentang Engkau yang Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang, dimana Engkau selalu mengasihiku melalui kritikan agar sadar tentang kasih yang engkau berikan dan Engkau selalu kirimkan malaikat dunia yang begitu  menyayangiku dalam kesulitan.