Friday, 2 June 2017

Berjuang bersama eps.2

Semua itu, semua ingatan itu hadir kembali, setelah ku campakan dalam beberapa waktu. Namun seakan tak pernah mengijinkanku untuk membuangnya. Kau dengan sikapmu, tak bisakah memberiku waktu untuk bernapas, menyadari kita ada diperbedaan yang tak dapat lagi dipadupadankan.



Kado terindah yang telah ku terima tiga hari sebelum ulang tahun adalah kado teristimewa yang tak pernah ku tahu tujuannya.

“Dan, hubungan kita cukup sampai disini, aku tahu ini berat tapi kita fokuskan kehidupan kita masing-masing.”
Disebuah taman kota yang ramai akan berbagai aktifitas, ada ketegangan diantara sepasang kekasih, mereka saling bertatapan. Tak lama sang perempuan mengalihkan pandangannya, mengusap pipi, diiringi dengan getaran dibadannya.

“hiks..hiks..hiks..!!!” suara dibalik getaran tubuh sang perempuan.
“Dan., kamu nangis?” ujar sang lelaki ketika menyadari ada suara dibalik getaran tubuh sang perempuan. Tangannya sigap menyentuh dan memutar tubuh perempuan tersebut. Terlihat mata, hidung, pipi yang memerah dan sengaja disembunyikan oleh kedua
tangan mungil.

“Engga, aku engga nangis. Ini kelilipan. hehe” ujar sang perempuan menyeka air yang sudah terlanjur basah mengenai pipinya. Raut wajah lelaki itupun terlihat bersalah, ia memperhatikan sang perempuan dengan tatapan iba.

“Jangan ngeliatnya begitu, aku baik-baik aja. Serius ini kelilipan. hehehe” ujar sang perempuan ketika menyadari ada tatapan yang tak biasa di mata sang lelaki.

“Kamu tau engga?,, kalo akhirnya seperti ini. Aku engga mau menjalanin kesepakatan kita diawal ‘berjuang bersama’, Aku mau sama kamu, karena kamu bilang kita akan berjuang bersama dari nol, Mete. tapi kenapa kita baru mulai udah seperti ini.” kali ini sang perempuan tak bisa membendung air mata yang sempat tertahan di ujung mata.

“Aku juga udah bilang kita sama-sama semuanya, ketika nanti tanggung jawabmu belum selesai, aku akan bantu. itu kan tujuan kita sama-sama.”

“Terus buat apa menyusun, menyamakan visi misi toh akhirnya malah sia-sia.” sambung perempuan dengan nada yang bergetar.

“Dan, maafin aku yah.. aku mengakhiri hubungan bukan berarti semuanya berakhir. Kan kita juga engga tau kedepannya kita berjodoh atau engga. Kalo emang kelak aku datang lagi namun kamu belum menikah, maka aku akan bersamamu lagi. tetapi kalo kamu udah nikah maka memang kita bukan jodoh.” ujar sang lelaki berusaha menenangkan pasangannya. Sayangnya, ucapan tersebut seakan angin lalu bagi sang perempuan.

----------


Ciiiiittttt… gubrak.” terdengar keras suara seperti barang jatuh, yang diiringi masyarakat yang berlarian menuju lokasi.

“Tabrakan.. Tabrakan.. ayoo bantu.” ujar beberapa orang yang melihat kejadian tersebut. Kecelekaan lalu lintas dimana sebuah mobil yang menabrakan sebuah pohon di tepi jalan. Mobil nampak rusak dibagian kemudi. Seorang perempuan terlihat dikeluarkan dari bongkahan mobil yang nampak rusak tersebut, tubuhnya bersimbah darah, terutama dibagian kepalanya. Diberhentikannya mobil yang melintas lalu dimasukannya tubuh perempuan tersebut ke dalam mobil berserta tas yang berisi identitas dan ponselnya untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat.

“Neng, sadar neng.” lelaki paruh baya berusaha menyadarkan korban namun tak ada jawaban.

“Pak coba cari ponselnya dan telepon keluarga, kasihan saya melihatnya.” ujar pengemudi yang membawa korban ke rumah sakit. Lelaki paruh baya tersebut menelepon nomor keluarganya dan janjian untuk bertemu di rumah sakit.

Sesampainya rumah sakit, korban perempuan tersebut dilarikan keruang ICU. Tak lama, Sepasang pasturi berlari mengejar korban yang sedang di dorong untuk masuk ke ruang ICU.

“Dania,, Daniaa.. Sadar nak” ujar kedua pasturi, pipinya basah, air matanya deras membasahi pipi mereka.

Langkah mereka terhenti di pintu ruang ICU. Mereka berjalan tertatih menuju kursi tunggu. Hingga lelaki paruh baya menghampiri mereka, menjelaskan bahwasanya mobil yan dikendarakan oleh korban melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi. Hingga ketidakstabilan pengemudi ketika menyadari ada kendaraan lain yang hendak menyeberang dari arah berlawanan, sehingga ia membanting kemudi ke arah yang berlawanan agar tidak menabrak kendaraan yang hendak menyebarang.

(bersambung)

Thursday, 1 June 2017

Berjuang bersama.


Apalah artinya kesamaan visi dan misi jikalau tak kuat untuk menentaskan perbedaan. Apalah arti meyakinkan namun pada akhirnya tetap berujung pada mengingkari. Tak usah banyak berdialog tentang kehidupan bersama, karena hal tersebut sudah tak ingin didengar. Realistislah pada kehidupan sebagaimana kehidupan membuat kita sadar bahwa kesamaan visi misi saja tak cukup untuk saling menjalani kehidupan.
Kisah dua makhluk yang berkomitmen berjuang bersama pupus tertiup angin antara realistis dan impian.

“Twing…!!!”
Suara yang mengiringi lampu dari layar ponsel menyala. Pandangan seorang perempuan tertuju pada layar ponsel dengan tangan yang berusaha merapihkan lipstick di bibirnya.
“Selamat ulang tahun”
Sebuah notifikasi aplikasi dari salah satu social media menampakan tulisan tersebut. “Notif selamat ulang tahun?, dari siapa yah?” guman seorang perempuan yang menutup lipstick, kemudian menaruhnya di meja dan mengambil ponsel yang tergeletak diatas meja rias.
“KIPRAH METE?” nama yang tertulis di atas pesan tersebut. Nama Seorang lelaki yang pernah bersama untuk beberapa waktu. Bola mata seorang perempuan seketika ingin copot melihat nama tersebut.Tak lama nampak diwajahnya alis yang tertekuk dan raut sendu menghinggapinya.
“Ya Tuhan,, kenapa harus dia sih yang ngucapin selamat ulang tahun pertama, kenapa engga yang lain, yang engga saya kenal gitu. Kenapa harus dia?, lagian dia sok peduli banget sih pake nyempetin luangin waktu buat ngucapin begituan.” Ujarnya larut dalam kekecewaan. Ia menjatukan tubuhnya di kursi dan menutup kedua mukanya dengan tangan.
“Dreet..Dreet..Dreet..!!!” Seketika ponsel ditangannya bergetar. Sebuah panggilan masuk tertera pada layar ponsel.
“Daaaaaniiiiiaaaaa selamat ulang tahun” gemuruh suara yang terdengar diponsel, seakan mereka berada di sampingnya, ada 4 nada suara perempuan yang terdengar dari speaker ponsel. Perempuan yang sedang berulang tahun hari ini adalah Dania,
“Semoga panjang umur, sehat selalu, tambah dewasa dan cepet dapet jodoh.” keempat perempuan tersebut bergantian mengungkapkan doa serta harapan mereka. Tatapan matanya kosong, ia tak begitu mendengarkan suara dari speaker ponselnya.
“Halloo,,!!! Dania?? ada kan disana?, ngedengar suara kita?” ujar teman-temannya ketika menyadari tak ada reaksi dari Dania.
“Hah?? iya??, terimakasih yah kalian udah nyempetin ngucapin selamat ulang tahun...” Nada suaranya lemah, kini terlihat wajahnya semakin murung.
“Udah gitu dong dan?”
“Udah dulu yah mau siap siap ke tempat kerja, takut ke siangan.” Dania mengakhiri panggilan telfonnya dan bergegas untuk ke kantor. “maaf yah lina, rachmah, pus, wati atas sikapku tadi, engga ada maksud buat kalian sedih. Maafin aku, dania.” suara lirih terucap dari bibirnya menyesali perbuatannya terhadap teman-temannya.

Diperjalanan, kemacetaan mengahampiri pada sebuah lamunan…
“Gimana kamu mau nunggu aku 7 tahun lagi?, Perjalanan saya masih panjang? Masih ada banyak tanggungan yang harus saya jalani.”
“Kamu siap menunggu saya selama itu?”
“Semua pilihan ada di kamu, Dania.”
“Bagus kalo kamu milih menunggu 7 tahun, aku senang.”
“Kayanya hubungan kita engga bisa dilanjut. Kita jalani kehidupan kita masing-masing, kalo jodoh nanti dipertemukan lagi.”
“Teeeetttttttttttttttttttt.!!!” Suara klakson mobil menyadarkan Dania dari lamunan suara seorang pria bermain difikirannya. “Astagfirullah” ucapnya lirih, kini tatapannya tertuju pada spion kendaraan dan jalan di depannya telah kosong. Ia pun menekan kemudi gas untuk menjalankan kendaraannya.


(bersambung)