Monday 24 February 2014

dua komponen


Malam ini ku teringat sepasang sorot mata yang tak sengaja berpapasan di suatu acara.. Sepasang sorot mata yang yak pernah ku jumpai belakangan ini.. Sepasang sorot mata yang selalu kurindukan kehadirannya..
Sepasang sorot mata yang setiap kaliku memberanikan diri untuk menatapnya, dia seakan bercahaya, penuh makna dan penuh arti.. Sepasang sorot mata yang indah namun entah mengapa diriku ini tak mampu tuk menatapnya..
Sepasang sorot mata itu milik seseorang lelaki yang pernah ku kagumi dan mungkin jika ada yang bertanya saat ini aku masih menggagumi dia atau tidak, aku tak bisa menjawabnya, aku hanya diam, menundukan kepala dan menahan diri agar bertingkah sewajarnya, tak salah tingkah. Agar tak ada yang tahu bahwa kau masih menyimpan perasaan itu selama ini.
Sepasang sorot mata itu tak pernah sendiri, selalu ada sebuah senyuman yang menghiasi,, senyumannya pun tak jauh berbeda dengan sepasang sorot mata. Senyuman itu penuh makna, penuh arti dan selalu berhasil membuat diriku tersenyum ketika melihatnya.
Sepasang sorot mata dan sebuah senyuman, mereka adalah dua komponen yang tepat jika disatukan.. Dua komponen yang mudah sekali tuk direkam dan disimpan dengan baik oleh saraf-saraf serta memoriku.. Dalam jarak yang cukup jauh pun tak perlu waklu lama tuk mengenali siapa pemilik dua komponen itu,, memori ini sudah menyimpannya dengan baik sejak pertemuan pertama dan seringnya pertemuan tak terduga pun menjadi salah satu media pengingat yang sangat tepat.
Seiring berjalannya waktu, kesibukan sang pemilik dua komponen tersebut lambat laun membuat langkah kita menjadi berbeda, sedikit demi sedikit pertemuan dengan dua komponen itu pun semakin sulit tuk kutemui,, Hingga akhirnya sekarang kita tak pernah berjumpa..
Namun Tuhan punya kehendak lain,,
Beberapa hari yang lalu tepatnya satu hari setelah tanggal empat belas febuari, aku dipertemukan kembali dengan pemilik dua komponen tersebut, lengkap dengan dua komponen itu yang masih berada dalam dirinya. Dari kejauhan aku melihat sepasang sorot mata dan sebuah senyuman yang tak asing lagi di mata, aku pun dengan mudah menebak siapa pemilik sepasang sorot mata dan sebuah senyuman itu, aku menatapnya tak berkedip, menatapnya dengan wajah yang berbinar-binar. “Subhanallah,,” hanya kata itu yang mampu ku ucapkan dalam hati karena bibir ini tak sanggup tuk berkata-kata, untuk beberapa detik ku lihat sepasang sorot mata bercahaya lengkap dengan sebuah senyuman nan indah,,
 Sebuah sapaan pun mengejutkanku "Dania", ucap lelaki pemilik dua komponen itu dari kejauhan sambil melambaikan tangannya dan tersenyum, menampilkan sebuah senyum penghipnois itu. "hah., dia menyapaku" ucapku dalam hati, yang sontak jantungku berdegup lebih kencang dari biasannya, aku mencoba sepecepat mungkin membuang pandangan, namun sepertinya terlambat, mungkin dia sudah menyaksikan melihatku dengan ekspresi aneh tadi. Aku pun tersenyum balik kepada dirinya. tak lama setelah sapaan itu pun, dia beranjak dari tempatnya bersama teman-temannya memasuki ruangan, tempat acara itu berlangsung, sebelum beranjak dia sempat mengucapkan "Dania duluan yah,,", aku menjawabnya dengan sebuah senyuman sambil mengganggukan kepala yang menandakan "iya". Aku masih diposisiku, berdiri, memperhatikan dia berlalu bersama teman-temannya, hingga punggungnya tak terlihat lagi

sampai saat ini aku entah apa yang membuatku begitu terpesona akan sorot matanya dan senyumannya, mungkin ini hanya kekaguman sesaat. Tapi aku berharap tak ada yang tau siapa sosok dua komponen itu, cukuplah Tuhan yang tau. :')

2 comments: