Thursday 1 September 2016

Kata 'proses'.

Hidup itu proses.

Emang sih begitu..
Tapi kenapa yah orang orang selalu bilang kata 'proses' untuk menenangkan orang lain. Seperti contoh: kamu cuma butuh proses aja, nanti juga akan sehat lagi atau ayo pasti bisa ko lewatin proses ini.

Udah gitu doang.

Kata proses itu terasa sebagai tanda pemberhenti pembicaraan atau percakapan. Engga ada kata yang lebih baik dari kata proses.

Padahal di balik kata 'proses' ada susah, sakit atau bahkan jatuhnya seseorang.
Namun dengan mudahnya bilang 'cuma butuh proses aja, pasti bisa.'

Hohoho simpel yaah bilang begitu.

Apakah seseorang cukup yakin dengan kata 'proses' saja?.
Sehingga ga ada lagi kata pengikut di balik kata 'proses'.

Aku rasa seseorang tidak seyakin itu dengan kata 'proses'. Mereka cuma meyakinkan diri mereka sendiri untuk terlihat kuat dan mampu menerima kata 'proses' tersebut.

Mungkin saja mereka kebingungan menghadapi kata 'bagaimana?' yang muncul setelah kata 'proses'. Karena ketidaktahuan mereka untuk menghadapinya atau ketidakmampuan mereka menghadapi kata 'proses' tersebut.

Mereka membutuhkan pandangan-pandangan dari sekelilingnya, bukan cuma kata proses.

Karena kata 'proses', Menurut kbbi (sumber google)
proses/pro·ses/ /prosés/ n 1 runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu.

Jadi setiap kata 'proses' harus di iringi dengan cara atau langkah langkah yang tepat untuk menjalani kata 'proses' tersebut.

-kata proses tanpa solusi-

Sunday 21 February 2016

untukmu seorang teman.

bismillahirohmanirohim.

teruntuk teman yang telah bersama atau mengenal diani hampir tiga tahun silam.
waktu berjalan dengan cepat, engga terasa pertemanan kita sudah selama itu..

pertemanan yang ada kalanya kita berdekatan bagai seorang sahabat dan ada kalanya kita berteman namun bagaikan engga saling mengenal. hihihi
entahlah diani juga engga mengerti kenapa pertemanan kita bisa seperti ini..

pertemanan ini berawal dari pengkaderan salah satu organisasi eksternal.
Dimana saat itu seorang diani yang ingin sekali belajar public speaking lalu diajak untuk hadir dalam sebuah pertemuan organisasi tersebut. Sesampainya di pertemuan tersebut, ia berjumpa dengan teman-teman barunya, termasuk teman yang diani ceritakan di tulisan ini.
Dia yang diani kenal saat pertama kali termasuk orang yang mahir berbicara dan suka bercanda, namun bercandaannya itu kadang membuat diani berfikir 'ihh apaan sih'. hihihi *ini menurut diani, mungkin orang lain berbeda pandangan.*

beberapa kali sering ketemu namun kita masih dalam keadaan biasa aja, engga deket atau cukup saling tau nama aja.

diani lupa awal kedekatan pertemanan ini berawal dari mana tapi seinget diani..
Kedekatan pertemanan ini bermula pada saat dia tertimpa musibah dan dia berfikiran untuk mengakhiri kuliahnya.
tiba tiba menelpon dan bercerita dari a sampai z. dilanjut dengan bercerita tentang dia dan orang dimasa lalunya, tentang impiannya, tentang segala hal.
yaa mungkin dari situlah kedekatan pertemanan kita dimulai..

ketika pertemanan kita terasa sangat dekat, bagai lebih dari sahabat. Maka akan menimbulkan perasaan nyaman. Disitulah ada yang menanyakan sebuah kepastian.

tepat pada saat masa masa UAS, di kantin belakang. *setelah satu hampir satu semester berada di kampus. hari itu adalah hari dimana diani menginjakan kaki pertama kalinya di kantin belakang*

diani pergi bersama dua orang temannya, dia mengajak dua orang tersebut karena mereka berdua udah kenal sama orang yang lagi di ceritain ini. kini kita berempat. duduk dalam satu meja kosong.

entahlah diani lupa banget isi pembahasannya apa, yang diani inget hari itu kita membahas komitmen. *maaf yah.. bukan bermaksud melupakan.*

kejadian tersebut membuat pertemanan ini menjauh. iya emang diani akui, diani risih makanya menjauh.
Dari situ kita berdua lost contac selama dua tahunan kurang, jika bertemu seperti orang yang engga kenal tapi diani inget kejadian di kantin belakang itu.


dan beberapa waktu lalu..
dia mengirim pesan untuk mengajak ke sebuah seminar. kebetulan waktu itu jadwal kosong yaa walaupun ada jadwal jalan sama keluarga tapi kalo acara seminar pasti diani luangin waktu untuk datang ko, siapapun orang yang ngajak ke seminar diani mau ikut.

Mungkin itu adalah awal kedekatan pertemanan kita kembali hari itu dari pagi sampai sore bareng bareng mulu, mulai dari berangkat, pulang, makan, ngobrol tentang kemana aja, nilai gimana, sekarang lagi sibuk apa dan menertawakan segala hal yang kita anggap ribet, sulit, susah, pusing.

pertemanan kita pun kini semakin deket. kenangan di kantin belakang yang mulai sirna malah muncul lagi. -,-
dan kali ini diani inget isi komitmen tersebut ialah kita engga pacaran. tapi kalo emang mau kita bisa kok pacaran atau apapun itu namanya entah teman berkomitmen. yah itu yang diani inget.
--
iseng menanyakan tentang perbincangan kantin belakang.
'masih inget dengan percakapan di kantin belakang? waktu kita masih polos. tentang komitmen.'
'yang mana itu?.' ujar dia
'lelaki sejati engga pernah menarik ucapannya.' dia melanjutkan ucapannya.

dari jawaban itu diani tau dia masih menginggatnya. selang beberapa waktu dia menanyakan hal seperti ini.

'ni masih perlu komitmen?'
kini dia yang gantian bertanya-tanya tentang hal tersebut. Seakan engga mau di kulik kulik dan merasa takut karena belum siap, diani hanya jawab singkat dan lebih baik pura pura melupakan.

'engga ngerti.'
dia pun menjelaskan yang sering banget diani lupa. walaupun hanya beberapa kata seperti 'dulukan mau pacaran. kalo emang mau kapan?'

pertanyaan itu membuat diani semakin inget apa aja yang di bahas ketika di kantin belakang itu bukan cuma engga mau pacaran dan kalo mau pacaran kita bisa pacaran atau apapun itu namanya, seperti teman berkomintmen. Tetapi dulu diani sempet bilang kalo mau pacaran paling sebelum lulus atau masa masa lagi nyusun. biar ada semangat dan nemenin wisudaan, kerja satu tahun, dan nikah. engga usah nyari nyari lagi.

Itu adalah perbincangan tiga tahun lalu. lagi dan lagi diani meyakinkan diri bahwasannya tiga tahun itu waktu yang singkat.
Jikalau saat ini ditanyakan 'kapan mau pacaran?' jelas jawabannya akan berbeda dari tiga tahun lalu. karena saat ini diani lagi menikmati kesendirian dan takut memilih (apa yang diani pilih saat ini. bukan lagi untuk main main. so harus nyari yang bener bener pas dan kata temen yang pernah pacaran lima tahun bilang 'biar hati yang bergerak sendiri. engga usah buru buru.')

untuk teman yang telah mengenal diani hampir tiga tahun. terimakasih telah menghadirkan kisah seperti ini.. satuhal yang harus kita yakin "kita masih bisa saling mendukung satu sama lain dalam mencapai impian kita masing masing."

Saturday 16 January 2016

MAGANG DI SUMUR UJUNG KULON #1


hari pertama di sini..
butuh adaptasi lagi setelah kemarin kemarin merasa sudah nyaman di balai TNUK.
Kantor ini bernama "Kantor Seksi Pengelolaan TH wilayah III Sumur" berada tepat di pinggir jalan.

Namun untuk melihat kendaraan umum lewat di depen kantor saja perlu waktu berjam jam bahkan kendaraan umum yang melewati kantor ini dapat di hitung oleh jari. hihihi jadi engga bisa kabur buat pulang begitu aja ke rumah.. :D
yahh lagian kalo mau pulang membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam untuk sampai Labuan dan waktu 3 jam lagi untuk sampai serang. Waktu yang cukup panjang dan ga bisa dipakai untuk pulang pergi serang-sumur ujung kulon dan sebaliknya.

Jika kalian hendak kesini. Kalian bisa menaiki bus elf atau bus damri dari Serang atau dari daerah labuan. Sepanjang perjalanan kalian akan disuguhi dengan pemandangan pinggir pantai, namun setelah memasuki kawasan Taman Nasional Ujung Kulon kalian akan disuguhi dengan pepohonan yang tinggi dan besar layaknya di hutan.
Oia buat kalian yang engga kuat dengan laju jalan berkelok kelok jangan lupa plastik hitam hihihi perjalanan yang membuat perut kalian terguncang-guncang.

disini wilayah yang masih alami dan terjaga, banyak hewan seperti kera, anjing, tupai, kambing, ayam dan hewan hewan melatah lainnya yang bebas berkeliaran.
Disekelilingnya ada pohon dengan diameter besar yang ga muat di peluk oleh diani.. hihihi katanya samping kantor ini aja sudah termasuk kawasan hutan lindung.. hihihi anak kebon jadi anak hutan sekarang.. :D



masyarakatnya mahir mengunakan bahasa sunda dengan intonasi yang cepet, disitulah saya merasa kesulitan karena harus mengartikan secara perlahan lahan. bisa jadi setiap kali berbicara saya dengan masyarakat terjadi miss komunikasi.. *seharunya ini engga terjadi*

Selain bahasa, disini kesulitan air bersih.. katanya sih tiap kali hujan saluran air bersih mampet karena ada tanah yang masuk ke lubang saluran air bersih dan setiap kemarau juga mampet karena tidak adanya air.. jadi buat mandi pun mereka harus pergi ke mesjid atau musolah terdekat.

satuhal yang diani kasih tau.. jangan berekspetasi lebih buat dapetin hal yang kalian mau disini.. semua serba alami dan apa adanya.
disini tempat mengabdi dan belajar bukan main-main dan liburan.
SEMANGATT..!!! :D


Tuesday 5 January 2016

5 januari 2016. STASIUN DURI

Pernah baca ini?? http://dianilupitasari.blogspot.co.id/2015/01/23-desember-2014.html?m=1

Tiba-tiba seorang kakek tua yang memberikan beberapa wejangan dan pesan??

Dan kemarin, di KRL stasiun Duri.
Stasiun pada dini hari, dengan suasana sunyi dan penumpangnya dapat di hitung. Berbeda dengan siang hari, dimana stasiun selalu penuh dengan penumpang yang berlarian mengejar kereta.

Habibi, ade rachmah dan diani, kita pertama kali ada distasiun ini..
Menanyakan kebeberapa petugas keamanan "kapan kereta jurusan tanah tinggi datang?"

Dan mereka menjawab "sebentar lagi, keretanya lagi otw. Tunggu aja. Itu kereta terakhir." Jawab para petugas keaman.

kita bertiga menunggu dengan keluhan kaki sakit akibat field trip yang rutenya membutuhkan tenaga lebih besar.

Teeettttt... teeeettt..
"Kereta tanah tinggi akan masuk jalur dua." Suara dari speaker di stasiun.

Saat kereta datang, kita menyerbunya, memilih tempat duduk yang nyaman.

diani dan ade rachmah duduk di samping seorang kakek tua berpakaian warna putih. Sedangkan habibi duduk bersebrangan dengan kami.

"Kok keretanya engga berangkat-berangkat yah?" Suara dari salah satu kami bertiga.

"Ini kereta terakhir,nunggu semua kereta yang lewat stasiun ini. Paling jam setengah satu dini hari berangkatnya." Jawaban dari seorang kakek tua yang sedang duduk di sebelah ade rachmah. Sontak kami bertiga mengalihkan pandangan kami menuju sang kakek tua dan tersenyum.

Sebatas itu saja percakapan kami dengan sang kakek dua.

*keretaa pun berangkat..
Hening diantara kami bertiga..
Habibi memulai perjalanan dengan tidur, ade rachmah memulai perjalanan dengan handphone di tangannya, dan diani memulai perjalanan dengan menantap sendal jepit yang di pakainya dan plastik yang berisikan sepatu rusak di tangannya.

ditengah perjalanan ketika diani sedang mendengarkan ade rachmah cerita tentang si dia *yang disukai ade*..

"Neng, dari mana?" terdengar suara rentan milik sang kakek tua. Diani dan ade rachmah yang sedang bercurhat pun menunda percakapan.
"Dari sukabumi pak. Habis ikut organisasi" jawab ade rachmah karena kakek tua tersebut ada di sampingnya..
"Neng mau kemana?" Sang kakek tua bertanya kembali..
"Mau serang pak." Jawab ade dengan singkat.
"Neng berdua dari tadi bapak perhatikan, kayanya orang baik baik." Ucap kakek tua mengubah posisinya menghadap kami dan menatap kami.
Kami yang ditatapnya pun tersenyum..
"Neng, bapak mah nitip ka eneng.. omatnya. Solat tong ditinggal tinggal keun.. Dosa anu besar teh lain dosa maksiat tapi dosa meninggalkan solat. Nah makanya eneng tong ninggal jeun solat." Kakek tua melanjutkan perkataannya.. dan kami hanya mengangguk angguk..

"Jadi perempuan teh ulah, osok deket deket jeung lalaki apalagi lamun lalaki non muslim.. jangan leun deket, nikah oge teu boleh.. (mungkin maksud dari kakek tua ini jgn pacaran dengan non muslim.). Dan kalo jadi perempuan teh harus boga rasa malu, malu kalo keluar rumah buka aurat. Malu deket jeung sanes mukhrim na.. rasa malu iye kudu di pelihara. Apalagi setelah menikah, banyak godaannya apalagi kalo perempuannya ga bisa jaga rasa malu, kebanyakan lalaki teh suka sama perempuan yang telah berumah tangga." Ucap kakek tua tersebut semakin serius, suara yang pelan dan logat berbahasa sunda membuat diani membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mengartikan artinya sekaligus memahami tiap perkataannya.

"Yang terakhir.. jangan nerima budi, karena suatu saat kita harus balas budi ke orang yang memberi budi." (Jgn mau nerima a, b, atau c gitu aja. Karena ga semua orang memberi dengan tulus.)

Kalian teh gelius dan manis manis, (wuuu.. terbang dibilang begini. Hihihi), semua orang ga ada yang jelek di dunia ini.. nah untuk menambah kecantikan di diri kalian setiap kalian ngaca jgn lupa berdoa lalu membaca surah Al-Falaq dilanjut baca 'Ya Qudus' sebanyak 3 kali..
"Aku cantik hari ini. Semoga bukan rupa ku saja yang cantik tapi hatikupun cantik."

Teeneneettt.. tenenettt..
"Sebentar lagi akan memasuki stasiun tanah tinggi. Persiapankan barang bawaan anda, jangan sampai ketinggalan."
Suara dari speaker didalam kereta saat ingin memasuki stasiun.

"Bi (panggilan buay habibi), kita turun di sini?" Tanya ade ke habibi yang memecahkan suasana serius diantara diani, ade dan kakek tua.

"Iyaa yukk siap-siap." Jawab habibi sambil beranjak bangun dari kursinya.

"Udah mau turun yah? Tanya sang kakek tua

"Iya pak, kami pamit yahh pak." Jawab diani dan ade rachmah..

Kereta pun sampai di stasiun, diani, habibi dan ade rachma pun turun dari kereta.

NB: terimakasih buat kakek tua yang telah menginggatkan diani pada kakek tua yang ada di tulisan sebelumnya.