Thursday 1 June 2017

Berjuang bersama.


Apalah artinya kesamaan visi dan misi jikalau tak kuat untuk menentaskan perbedaan. Apalah arti meyakinkan namun pada akhirnya tetap berujung pada mengingkari. Tak usah banyak berdialog tentang kehidupan bersama, karena hal tersebut sudah tak ingin didengar. Realistislah pada kehidupan sebagaimana kehidupan membuat kita sadar bahwa kesamaan visi misi saja tak cukup untuk saling menjalani kehidupan.
Kisah dua makhluk yang berkomitmen berjuang bersama pupus tertiup angin antara realistis dan impian.

“Twing…!!!”
Suara yang mengiringi lampu dari layar ponsel menyala. Pandangan seorang perempuan tertuju pada layar ponsel dengan tangan yang berusaha merapihkan lipstick di bibirnya.
“Selamat ulang tahun”
Sebuah notifikasi aplikasi dari salah satu social media menampakan tulisan tersebut. “Notif selamat ulang tahun?, dari siapa yah?” guman seorang perempuan yang menutup lipstick, kemudian menaruhnya di meja dan mengambil ponsel yang tergeletak diatas meja rias.
“KIPRAH METE?” nama yang tertulis di atas pesan tersebut. Nama Seorang lelaki yang pernah bersama untuk beberapa waktu. Bola mata seorang perempuan seketika ingin copot melihat nama tersebut.Tak lama nampak diwajahnya alis yang tertekuk dan raut sendu menghinggapinya.
“Ya Tuhan,, kenapa harus dia sih yang ngucapin selamat ulang tahun pertama, kenapa engga yang lain, yang engga saya kenal gitu. Kenapa harus dia?, lagian dia sok peduli banget sih pake nyempetin luangin waktu buat ngucapin begituan.” Ujarnya larut dalam kekecewaan. Ia menjatukan tubuhnya di kursi dan menutup kedua mukanya dengan tangan.
“Dreet..Dreet..Dreet..!!!” Seketika ponsel ditangannya bergetar. Sebuah panggilan masuk tertera pada layar ponsel.
“Daaaaaniiiiiaaaaa selamat ulang tahun” gemuruh suara yang terdengar diponsel, seakan mereka berada di sampingnya, ada 4 nada suara perempuan yang terdengar dari speaker ponsel. Perempuan yang sedang berulang tahun hari ini adalah Dania,
“Semoga panjang umur, sehat selalu, tambah dewasa dan cepet dapet jodoh.” keempat perempuan tersebut bergantian mengungkapkan doa serta harapan mereka. Tatapan matanya kosong, ia tak begitu mendengarkan suara dari speaker ponselnya.
“Halloo,,!!! Dania?? ada kan disana?, ngedengar suara kita?” ujar teman-temannya ketika menyadari tak ada reaksi dari Dania.
“Hah?? iya??, terimakasih yah kalian udah nyempetin ngucapin selamat ulang tahun...” Nada suaranya lemah, kini terlihat wajahnya semakin murung.
“Udah gitu dong dan?”
“Udah dulu yah mau siap siap ke tempat kerja, takut ke siangan.” Dania mengakhiri panggilan telfonnya dan bergegas untuk ke kantor. “maaf yah lina, rachmah, pus, wati atas sikapku tadi, engga ada maksud buat kalian sedih. Maafin aku, dania.” suara lirih terucap dari bibirnya menyesali perbuatannya terhadap teman-temannya.

Diperjalanan, kemacetaan mengahampiri pada sebuah lamunan…
“Gimana kamu mau nunggu aku 7 tahun lagi?, Perjalanan saya masih panjang? Masih ada banyak tanggungan yang harus saya jalani.”
“Kamu siap menunggu saya selama itu?”
“Semua pilihan ada di kamu, Dania.”
“Bagus kalo kamu milih menunggu 7 tahun, aku senang.”
“Kayanya hubungan kita engga bisa dilanjut. Kita jalani kehidupan kita masing-masing, kalo jodoh nanti dipertemukan lagi.”
“Teeeetttttttttttttttttttt.!!!” Suara klakson mobil menyadarkan Dania dari lamunan suara seorang pria bermain difikirannya. “Astagfirullah” ucapnya lirih, kini tatapannya tertuju pada spion kendaraan dan jalan di depannya telah kosong. Ia pun menekan kemudi gas untuk menjalankan kendaraannya.


(bersambung)

No comments:

Post a Comment