Tuesday 5 January 2016

5 januari 2016. STASIUN DURI

Pernah baca ini?? http://dianilupitasari.blogspot.co.id/2015/01/23-desember-2014.html?m=1

Tiba-tiba seorang kakek tua yang memberikan beberapa wejangan dan pesan??

Dan kemarin, di KRL stasiun Duri.
Stasiun pada dini hari, dengan suasana sunyi dan penumpangnya dapat di hitung. Berbeda dengan siang hari, dimana stasiun selalu penuh dengan penumpang yang berlarian mengejar kereta.

Habibi, ade rachmah dan diani, kita pertama kali ada distasiun ini..
Menanyakan kebeberapa petugas keamanan "kapan kereta jurusan tanah tinggi datang?"

Dan mereka menjawab "sebentar lagi, keretanya lagi otw. Tunggu aja. Itu kereta terakhir." Jawab para petugas keaman.

kita bertiga menunggu dengan keluhan kaki sakit akibat field trip yang rutenya membutuhkan tenaga lebih besar.

Teeettttt... teeeettt..
"Kereta tanah tinggi akan masuk jalur dua." Suara dari speaker di stasiun.

Saat kereta datang, kita menyerbunya, memilih tempat duduk yang nyaman.

diani dan ade rachmah duduk di samping seorang kakek tua berpakaian warna putih. Sedangkan habibi duduk bersebrangan dengan kami.

"Kok keretanya engga berangkat-berangkat yah?" Suara dari salah satu kami bertiga.

"Ini kereta terakhir,nunggu semua kereta yang lewat stasiun ini. Paling jam setengah satu dini hari berangkatnya." Jawaban dari seorang kakek tua yang sedang duduk di sebelah ade rachmah. Sontak kami bertiga mengalihkan pandangan kami menuju sang kakek tua dan tersenyum.

Sebatas itu saja percakapan kami dengan sang kakek dua.

*keretaa pun berangkat..
Hening diantara kami bertiga..
Habibi memulai perjalanan dengan tidur, ade rachmah memulai perjalanan dengan handphone di tangannya, dan diani memulai perjalanan dengan menantap sendal jepit yang di pakainya dan plastik yang berisikan sepatu rusak di tangannya.

ditengah perjalanan ketika diani sedang mendengarkan ade rachmah cerita tentang si dia *yang disukai ade*..

"Neng, dari mana?" terdengar suara rentan milik sang kakek tua. Diani dan ade rachmah yang sedang bercurhat pun menunda percakapan.
"Dari sukabumi pak. Habis ikut organisasi" jawab ade rachmah karena kakek tua tersebut ada di sampingnya..
"Neng mau kemana?" Sang kakek tua bertanya kembali..
"Mau serang pak." Jawab ade dengan singkat.
"Neng berdua dari tadi bapak perhatikan, kayanya orang baik baik." Ucap kakek tua mengubah posisinya menghadap kami dan menatap kami.
Kami yang ditatapnya pun tersenyum..
"Neng, bapak mah nitip ka eneng.. omatnya. Solat tong ditinggal tinggal keun.. Dosa anu besar teh lain dosa maksiat tapi dosa meninggalkan solat. Nah makanya eneng tong ninggal jeun solat." Kakek tua melanjutkan perkataannya.. dan kami hanya mengangguk angguk..

"Jadi perempuan teh ulah, osok deket deket jeung lalaki apalagi lamun lalaki non muslim.. jangan leun deket, nikah oge teu boleh.. (mungkin maksud dari kakek tua ini jgn pacaran dengan non muslim.). Dan kalo jadi perempuan teh harus boga rasa malu, malu kalo keluar rumah buka aurat. Malu deket jeung sanes mukhrim na.. rasa malu iye kudu di pelihara. Apalagi setelah menikah, banyak godaannya apalagi kalo perempuannya ga bisa jaga rasa malu, kebanyakan lalaki teh suka sama perempuan yang telah berumah tangga." Ucap kakek tua tersebut semakin serius, suara yang pelan dan logat berbahasa sunda membuat diani membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mengartikan artinya sekaligus memahami tiap perkataannya.

"Yang terakhir.. jangan nerima budi, karena suatu saat kita harus balas budi ke orang yang memberi budi." (Jgn mau nerima a, b, atau c gitu aja. Karena ga semua orang memberi dengan tulus.)

Kalian teh gelius dan manis manis, (wuuu.. terbang dibilang begini. Hihihi), semua orang ga ada yang jelek di dunia ini.. nah untuk menambah kecantikan di diri kalian setiap kalian ngaca jgn lupa berdoa lalu membaca surah Al-Falaq dilanjut baca 'Ya Qudus' sebanyak 3 kali..
"Aku cantik hari ini. Semoga bukan rupa ku saja yang cantik tapi hatikupun cantik."

Teeneneettt.. tenenettt..
"Sebentar lagi akan memasuki stasiun tanah tinggi. Persiapankan barang bawaan anda, jangan sampai ketinggalan."
Suara dari speaker didalam kereta saat ingin memasuki stasiun.

"Bi (panggilan buay habibi), kita turun di sini?" Tanya ade ke habibi yang memecahkan suasana serius diantara diani, ade dan kakek tua.

"Iyaa yukk siap-siap." Jawab habibi sambil beranjak bangun dari kursinya.

"Udah mau turun yah? Tanya sang kakek tua

"Iya pak, kami pamit yahh pak." Jawab diani dan ade rachmah..

Kereta pun sampai di stasiun, diani, habibi dan ade rachma pun turun dari kereta.

NB: terimakasih buat kakek tua yang telah menginggatkan diani pada kakek tua yang ada di tulisan sebelumnya.

No comments:

Post a Comment